Jumat 24 Jul 2020 22:44 WIB

UMM Bahas Seluk Beluk Humor Selama Masa Covid-19

UMM membahas seluk beluk humor yang beredar selama Covid-19.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Nashih Nashrullah
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sugeng Winarno dalam kegiatan diskusi  diskusi daring yang diadakan Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (FISIP) UMM.
Foto: Humas UMM
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sugeng Winarno dalam kegiatan diskusi diskusi daring yang diadakan Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (FISIP) UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas humor dan kritik satire yang muncul selama pandemi Covid-19. Hal ini dibahas dalam kegiatan diskusi daring yang diadakan Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (FISIP) UMM.  

Dosen FISIP UMM, Sugeng Winarno, mengatakan humor itu sesuatu hal yang sangat serius. Ia bukan sekadar guyonan santai pepesan kosong. Dalam konteks komunikasi, humor diciptakan dari sesuatu yang panjang. "Berdasarkan riset, bisa menimbulkan efek yang serius," kata Sugeng.

Baca Juga

Menurut Sugeng, humor memiliki fungsi tak sederhana dalam konteks komunikasi. Kehadiran humor bisa memuluskan penyampaian informasi. Pesannya dapat lebih mudah diterima  penerima dengan proses yang sesuai. 

"Itulah mengapa humor ini sebenarnya adalah sesuatu yang serius karena ia memiliki fungsi yang penting dalam interaksi,” jelas dosen ilmu komunikasi ini.

Humor juga melekat pada identitas kultural suatu daerah. Sugeng mencontohkan seorang professor komunikasi pernah meminta mahasiswanya untuk menyajikan humor khas dari daerahnya.

Dari penugasan tersebut, ternyata terkumpul 100 humor yang berbeda dari berbagai daerah.  Hal ini menunjukkan lokalitas humor bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi dengan pendekatan kearifan lokal. 

Pesan dalam humor akan lebih mudah dipahami karena komunikan daerah setempat familiar. Contohnya, pesan di humor yang disajikan pelawak Jawa Timur, Kartolo lebih mudah diterima warga Jawa Timuran daripada provinsi lain. Hal ini disebabkan oleh unsur lokalitas humor Kartolo yang sangat Jawa Timur.

Dalam kondisi pandemi saat ini, Sugeng mengamati banyak sekali humor dan kritik satire yang muncul. Salah satunya istilah Lo  yang dipelesetkan menjadi 'lauk daun'. Fenomena Youtuber Ucup Klaten yang viral dengan Mbah Minto-nya menunjukka humor sebenarnya bisa membangun optimisms dalam situasi pandemi. 

"Terbukti, meski kondisnya menyedihkan, namun masyarakat masih bisa tertawa dan menertawakan kondisinya," jelasnya.

Selain itu, Sugeng juga menjelaskan humor muncul dari bahasa latin yaitu umor yang artinya carian. Pada dasarnya manusia memiliki empat cairan yang berbeda-beda kadarnya dalam tubuhnya. 

Keempat cairan itu darah, lendir, empedu kuning, empedu hitam. Cairan darah mengarah ke kebahagiaan, lendir mengarah pada ketenangan, empedu kuning kemarahan, dan empedu hitam pada kedukaan.

Humor diyakini muncul sejak adanya bahasa. I tumbuh melalui simbol-simbol dan pesan komunikasi. Humor bisa multifungsi, tak sekedar menghibur. Humor juga bisa menjadi sarana untuk mengkritik.   

"Masih ingat stand up comedy bintang Emon yang mendapat sorotan publik? Humor sebenarnya adalah bagian dari demokrasi, sebab humor bisa menjadi perantara dari penyampai aspirasi," ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika,co.id, Jumat (24/7). 

Namun ketika menyajikan lelucon, Sugeng berpesan, seorang komunikator atau penyampai pesan harus memperhatikan audiensnya. Humor untuk audiens yang homogen tentu berbeda dengan heterogen. Menyajikan lelucon di depan anggota dewan dan penonton pasar malam yang heterogen jelas berbeda. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement