Rabu 22 Jul 2020 09:27 WIB

Harga Minyak Terdorong Kesepakatan Stimulus Eropa

Negara anggota Uni Eropa sepakat memberikan stimulus 859 miliar dolar AS.

Harga minyak melambung sekitar satu dolar per barel pada akhir perdagangan Selasa (21/7).
Foto: dok. Republika
Harga minyak melambung sekitar satu dolar per barel pada akhir perdagangan Selasa (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak melambung sekitar satu dolar per barel pada akhir perdagangan Selasa (21/7). Harga ini mencapai tertinggi dalam lebih dari empat bulan didorong kesepakatan stimulus Uni Eropa dan berita penuh harapan tentang uji coba vaksin virus corona.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 1,15 dolar AS atau 2,82 persen, menjadi menetap pada 41,96 dolar AS per barel pada hari berakhirnya kontrak. Minyak mentah WTI untuk penyerahan September WTI, kontrak bulan depan baru yang lebih aktif, naik satu dolar AS menjadi 41,92 dolar AS per barel.

Baca Juga

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 1,04 dolar AS atau 2,40 persen, menjadi ditutup pada 44,32 dolar AS per barel.

Kenaikan harga didukung oleh kesepakatan di antara para pemimpin Uni Eropa atas dana 750 miliar euro (859 miliar dolar AS) untuk menopang ekonomi yang terpukul virus corona. Kesepakatan Uni Eropa memungkinkan Komisi Eropa untuk meningkatkan miliaran euro di pasar modal atas nama semua 27 negara, tindakan solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hampir tujuh dekade integrasi Eropa.

Saham dunia dan euro juga mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan. Dolar AS, di mana sebagian besar kontrak minyak dihargai, jatuh ke level terendah sejak Maret terhadap sekeranjang mata uang.

Harga minyak juga didukung oleh data vaksin virus corona menjanjikan yang dirilis pada Senin (20/7), meskipun vaksin tetap beberapa bulan lagi. Beberapa perusahaan sedang menguji obat baru untuk kekebalan terhadap Covid-19.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari prospek bahwa Amerika Serikat (AS) bisa segera menyetujui paket stimulus baru, dengan kurang dari dua minggu sampai berakhirnya bantuan pengangguran yang diperpanjang untuk jutaan orang Amerika.

"Kemajuan nyata pada kesepakatan stimulus AS, perjanjian pemulihan Uni Eropa, dan kemajuan menuju vaksin yang sukses, semuanya telah digabungkan minggu ini untuk meningkatkan permintaan terhadap aset berisiko," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement