Rabu 22 Jul 2020 09:22 WIB

Wall Street Terangkat Harapan Stimulus Uni Eropa

Anggota Uni Eropa mencapai kesepakatan stimulus 857 miliar dolar AS.

Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (21/7) dengan S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi karena investor beralih ke saham-saham siklikal yang sensitif secara ekonomi.
Foto: AP
Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (21/7) dengan S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi karena investor beralih ke saham-saham siklikal yang sensitif secara ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (21/7) dengan S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi karena investor beralih ke saham-saham siklikal yang sensitif secara ekonomi. Investor optimistis Washington akan memberikan stimulus putaran baru untuk mempertahankan pemulihan ekonomi AS dari resesi akibat pandemi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 159,53 poin atau 0,60 persen menjadi ditutup di 26.840,40 poin. Indeks S&P 500 bertambah 5,46 poin atau 0,17 persen menjadi berakhir di 3.257,30 poin. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 86,73 poin atau 0,81 persen menjadi 10.680,36 poin.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, tujuh mengakhiri sesi di wilayah positif. Perusahaan-perusahaan energi naik 6,20 persen, lompatan harian terbesar sejak 5 Juni, karena harga minyak mentah meningkat di tengah tanda-tanda rebound permintaan.

Saham-saham finansial, industri, dan energi memberikan dorongan terbesar bagi para pemimpin pasar S&P 500 dan saham unggulan (blue chips) Dow karena para investor berputar menyokong saham-saham siklikal. Namun tren kenaikan kehilangan tenaga di akhir sesi, dan penurunan saham teknologi menarik Nasdaq lebih rendah.

S&P 500 telah pindah ke wilayah positif tahun ini, naik 0,8 persen. Nasdaq telah naik 19 persen sejak 1 Januari, sedangkan Dow masih turun 6,0 persen.

S&P 500 saat ini berada dalam 4,0 persen dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai akhir Februari.

"Sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi berjalan sangat baik hari ini," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia. 

"Dugaan saya ini karena stimulus di sini dan di Eropa dan laporan laba yang layak dari berbagai perusahaan yang berbeda."

Sebanyak 27 anggota Uni Eropa mencapai kesepakatan tentang rencana pemulihan pandemi besar-besaran 857 miliar dolar AS pada akhir pertemuan puncak lima hari yang alot.

Ketika infeksi baru Covid-19 melonjak di Amerika Serikat (AS), anggota parlemen di Capitol Hill bergulat untuk membuat paket stimulus baru dalam waktu kurang dari dua minggu hingga berakhirnya bantuan pengangguran yang diperpanjang bagi jutaan orang Amerika.

"Peningkatan permintaan terlihat di seluruh ekonomi karena banyak hal telah dibuka," tambah Tuz. 

Saham Coca-cola Co naik 2,3 persen setelah pembuat minuman itu mengalahkan estimasi labanya dan mengatakan permintaan membaik. Industri pertahanan Lockheed Martin Corp melampaui estimasi konsensus triwulanan dan menaikkan estimasi laba dan pendapatan setahun penuh, sehingga mengirim sahamnya naik 2,6 persen.

Tesla Inc jatuh 4,5 persen, mundur dari rekor penutupan tertinggi Senin (20/7) setelah JPMorgan Chase menurunkan peringkat saham pembuat mobil listrik itu menjadi market perform.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,82 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,37 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement