Kamis 16 Jul 2020 14:11 WIB

Kisah Bill Clinton Menangkan Pilpres dengan Program "Me Too"

Bill Clinton menggeser marketing politik dari ideologi partai ke persepsi pemilih.

Bill Clinton
Foto:

Bagaimana kisah Bill Clinton di atas kita potret dalam kanvas yang lebih besar?  Ini hikmahnya. Telah terjadi perubahan zaman yang menyebabkan berubahnya  marketing politik.

Pertama, kesetiaan pemilih pada partai semakin menurun. Zaman semakin cepat berubah. Perubahan psikologi, orientasi dan persepsi publik berjalan lebih cepat daripada kemampuan partai mengadopsinya.

Semakin banyak pemilih yang merasa tak lagi sejalan dengan ideologi partai. Ini yang menyebabkan menurunkan party ID, loyalitas partai.

Kedua, semakin banyaknya pemilih independen. Zaman modern juga melahirkan semakin banyak pilihan. Individu akan lebih nyaman dengan situasi baru itu jika ia tak terikat dengan kultur lama ataupun komunitas lama. Ia bisa memilih apa pun, tergantung kasus dan momen, tanpa harus bersandar terlalu kuat pada ikatan lama.

Partisan pemilih (Party ID) semakin menurun dan dibarengi dengan peningkatan jumlah pemilih yang independen.

Yang dimaksud dengan partisan pemilih adalah orang (pemilih) yang megidentifikasi dirinya sebagai anggota dari sebuah partai. Pemilih partisan ini terbentuk lewat sosialisasi atau latar belakang dari pemilih. Umumnya, pemilih yang partisan pasti memilih partai atau kandidat yang diusung oleh partai.

Penurunan jumlah pemilih yang partisan membuat posisi partai di mata pemilih menjadi menurun. Pemilih semakin tidak setia kepada partai. Pemilih kemudian mudah berpindah dari satu partai ke partai lain.

Ketiga, munculnya profesionalisasi politik. Makin meningkatnya jumlah pemilih yang independen membuat pemilih lebih tak terikat. Partai atau kandidat kemudian berupaya mengetahui apa kebutuhan pemilih. Mereka juga berupaya membuat produk politik yang disukai pemilih.

Fokus kemudian bergeser dari ideologi partai kepada preferensi pemilih. Perubahan ini membutuhkan keahlian khusus, mulai dari membuat riset (penyelidikan pasar) untuk mengetahui keinginan pemilih. Juga keahlian mendesain produk, hingga strategi kampanye yang berbeda. Misalnya memanfaatkan iklan media, dan public relations.

Partai kemudian membutuhkan keahlian yang baru, yang tidak dikenal sebelumnya. Partai awalnya hanya berkutat dengan merumuskan ideologi dan platform.

Di era baru, partai membutuhkan keahlian berupa kemampuan melakukan penyelidikan pasar. Dibutuhkan juga keahlian membuat segmentasi, targeting pemilih. Telah datang era profesionalisasi politik.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement