Selasa 23 Jun 2020 06:05 WIB

ACT Tasikmalaya Terus Pasok Logistik ke Lokasi Bencana

Dapur umum dan makanan siap santap ACT setiap hari menyediakan 200 porsi makanan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Bantuan Korban Longsor. Relawan ACT Tasikmalaya memberikan bantuan terhadap pengungsi terdampak longsor di Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (22/6).
Foto: Dok ACT Tasikmalaya.
Bantuan Korban Longsor. Relawan ACT Tasikmalaya memberikan bantuan terhadap pengungsi terdampak longsor di Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Lembaga filantropis Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus mendistribusikan pasokan logistik ke lokasi terdampak bencana di Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Republika, pada Senin (22/6), ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Tasikmalaya kembali mendistribusikan sebanyak satu mobil pick up bantuan logistik dan bantuan pangan untuk warga terdampak longsor di wilayah itu.

Koordinator Tim Program ACT Tasikmalaya M Fauzi Ridwan mengatakan, sejak hari Sabtu (20/6), para relawan langsung bergegas ke Desa Cikubang untuk membantu warga dan mendistribusikan makanan siap santap. Sementara pada Ahad (21/6), tim relawan kembali ke lokasi untuk mengaktivasi dapur umum.

Baca Juga

"Selain aktivasi dapur umum, hari ini kita mendistribusikan bantuan pangan dan logistik untuk merespons kebutuhan mendesak warga, sebanyak satu (mobil) pick up bantuan logistik dan pangan didistribusikan," kata dia, melalui keterangan resmi, Senin.

Menurut Fauzi, dapur umum dan makanan siap santap setiap hari menyediakan 200 porsi makanan untuk para pengungsi. Adapun bantuan logistik dan pangan yang dikirimkan terdiri dari selimut, air mineral, beras, diapers, pembalut, pakaian, alat ibadah dan seperangkat, alat kebersihan.

Berdasarkan data yang dihimpun MRI Tasikmalaya, sejumlah 30 kepala keluarga (KK) atau 94 jiwa di Desa Cikubang terdampak longsor. Para korban kini mengungsi ke mushola dan tenda pengungsian yang sudah disediakan oleh pihak desa.

“Awalnya memang ada beberapa yang mengungsi di beberapa rumah warga lain yang aman. Namun karena kekhawatiran warga setempat akhirnya tinggal sementara di mushola dan tenda,” kata Hendrayani selaku, Tim MRI-ACT yang bertugas di lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement