Senin 22 Jun 2020 12:34 WIB

Kontroversi HUT Jakarta: Benarkah Fatahillah Hanya Dongeng?

Kelahiran Jakarta disebut karena Fatahillah mengusir Portugis dari Sunda Kalapa.

Pasukan tentara Portugis saat menyerbu Sunda Kalapa usai menaklukan Malaka.
Foto:

Kembali mengenai penentuan HUT Jakarta, Prof Dr Mr Sukanto, guru besar sejarah pada Fakultas Kedokteran UI, menulis sebuah risalah berjudul Dari Djajakarta ke Djakarta. Dia mencoba melengkapi tahun kelahiran Jayakarta dengan tanggal dan bulannya.

Fatahillah mengutip Alquran untuk kemenangan tersebut dengan ayat ‘Inna fatahna laka fatham mubinah’ (Sesungguhnya aku telah memberikan kemengan yang jelas). Ayat ini turun ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan kota Mekah dari kaum Qurais.

Prof Husein Djajaningrat mengaitkan saat Fatahilah mengusir armada Portugis dengan hari besar Islam, yakni hari peringatan Maulid Nabi, 12 Rabiul Awal, yang jatuh pada 1 Juni 1527.

Namun menurut sejarawan Adolf Heyken SJ, hari jadi Jakarta hanyalah sebuah dogeng. Karena, katanya, tak ada dokumen yang menyebutkan nama Jayakarta. Bahkan 50 tahun sesudahnya (saat VOC berkuasa), tetap disebut Sunda Kalapa.

”Fatahillah orang Arab, jelaslah tidak mungkin apabila orang Arab memberi nama sesuatu dengan bahasa sansekerta dan Jayakarta adalah nama sanksekerta. Jadi itu semua dongeng supaya Jakarta memiliki hari ulang tahun.”

Meskipun demikian, Heyken mengatakan tidak anti dongeng. "Yang penting kita harus jujur dongeng adalah dongeng dan dongeng berbeda dengan sejarah” (Majalah Figur). Dia menyebutkan asal nama kota Roma, ibukota Italia, yang diambil dari sebuah dongeng terkenal yaitu dongeng Romus dan Romulus.

Prof Dr Sukanto menduga hari lahir kota Jayakarta (Jakarta) 22 Juni 1527 pada saat peringatan maulid Nabi. Pendapat ini diterima oleh Pemda DKI Jakarta Raya sebagai hari lahir resmi kota Jakarta. HUT Jakarta ini baru dirayakan sejak 1957 pada masa walikota Sudiro.

Yang jelas, nama Jakarta ditetapkan oleh Jepang pada 8 Desember 1942. Mulai saat itu pemerintahan militer Jepang melarang digunakan nama Batavia untuk Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement