Selasa 16 Jun 2020 13:12 WIB

Mengasah Gergaji Bagi Aktivis Filantropi di Tengah Pandemi

Substansi mengasah gergaji adalah meningkatkan dan memperbaiki kemampuan.

Nana Sudiana (Sekjend FOZ & Direksi IZI)
Foto:

Mengasah gergaji ini tak sederhana. Ada dimensi fisik, dimensi spiritual, dimensi mental dan dimensi sosial (emosional) yang harus terus diperhatikan dan dijaga pertumbuhannya. Keempat-nya harus secara seimbang bertumbuh dan terus berkembang secara simultan. 

Agar efektif, kita harus mencurahkan waktu untuk memperbarui diri kita secara fisik, spiritual, mental, dan sosial. Pembaruan terus menerus memungkinkan kita untuk secara sinergis meningkatkan kemampuan kita untuk melatih setiap kebiasaan.

Kebiasaan ke 7 terfokus pada pembaharuan, atau meluangkan waktu untuk “mempertajam gergaji". Ini melingkupi semua kebiasaan lainnya dengan melestarikan dan meningkatkan aset terbesar Anda yaitu diri Anda sendiri.

Penguatan dan pengembangan keempat dimensi sifat kita ini harus dilakukan secara terukur dan seimbang agar hasilnya optimal. Di bawah ini digambarkan bagaimana menguatkan dan mengembangkan masing-masing dimensi:

Pertama, penguatan dan pengembangan dimensi fisik. Kita tahu bahwa penguatan dan pengembangan fisik akan bermanfaat bagi kehidupan kita. Pelatihan dan penguatan fisik secara terus menerus dengan baik akan meningkatkan kapasitas kita dalam bekerja serta pengembangan kehidupan lainnya. 

Juga akan bermanfaat ketika diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam beragam situasi dan peristiwa yang dialami dalam kehidupan. Fisik yang baik dan terawat juga, akan berpengaruh ketika kita menikmati kehidupan yang dijalani. Tanpa fisik yang baik, pastilah ada hambatan dalam menikmati kebaikan-kebaikan dalam kehidupan.

Saat kita melakukan penguatan dan pengembangan dimensi fisik ini, kita sesungguhnya sedang merawat dan memperbarui diri kita agar terus bermanfaat dan bisa berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sekaligus bisa digunakan untuk menolong orang lain. Dalam merawat fisik ini, sejumlah hal yang harus kita lakukan di antaranya: makan dengan makanan yang baik, istirahat dan relaksasi yang cukup, dan berolahraga secara rutin dan teratur.

Olahraga ini diperlukan fisik kita untuk mempertahankan kebugaran, membangun daya tahan dan kekuatan. Dengan fisik yang sehat dan terawat, kita bisa memiliki kebiasaan untuk selalu proaktif dan memiliki kesiapan menjalani hidup dengan baik. 

Kedua, penguatan dan pengembangan dimensi spiritual. Dalam proses ini, kita melakukan hal ini dengan tujuan untuk memperbarui diri serta rohani kita.

Penguatan spiritual ini penting untuk memberikan pengaruh kebaikan dalam visi kepemimpinan dalam kehidupan kita. Hal ini juga akan bermanfaat untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai yang kita anut dan kita yakini. Covey mengatakan untuk menguatkan rohani bisa dengan meditasi.

Bagi kita yang Muslim, tentu saja untuk memperbarui rohani, dapat dilakukan dengan meningkatkan dzikir, tilawah Alquran, shalat serta melakukan ibadah-ibadah lainnya secara rutin. Ada manfaat besar ketika kita fokus untuk menguatkan dan mengembangkan dimensi spiritual kita, yakni kita dengan fokus dan sekaligus merevisi secara terus menerus kebiasaan yang ke-2 yaitu mulai dengan tujuan akhir dalam pikiran. Saat kita tak kesulitan merevisi kebiasaan tadi, kita akan mudah mencapai cita-cita dan mimpi yang kita idam-idamkan dalam kehidupan kita.

Ketiga, menguatkan dan mengembangkan dimensi mental. Hal ini bertujuan memperbarui kesehatan mental kita. Mental yang baik akan berkontribusi pada pikiran yang baik pula. Untuk sampai pada perbaikan mental, kita dapat membaca buku-buku dan literatur yang baik dan mencerahkan.

Bisa juga didapat dari beragam jurnal, majalah serta literatur lainnya yang bisa memperkaya pikiran, pengetahuan dan wawasan kita. Dalam hal ini juga, pengalaman orang lain yang baik, cerita-cerita inspiratif serta berbagai informasi positif lainnya bisa kita simpan dan kelola dengan baik.

Untuk terus berpikir positif dan penuh nilai-nilai baik yang tercerahkan kita juga dengan sadar harus merelakan diri untuk mengurangi porsi kita dalam menonton televisi. Bukan apa-apa, dengan fokus meninggalkan televisi, diharapkan waktu dan perhatian kita bisa lebih banyak untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Bisa kita gunakan untuk membaca, menulis atau mengkaji hal-hal lain yang lebih berguna. Dengan berfokus pada dimensi mental kita berusaha melatih Kebiasaan nomor Tiga yakni  mengelola diri kita secara efektif untuk memaksimalkan penggunaan waktu dan sumber daya kita. 

Keempat, menguatkan dan mengembangkan dimensi sosial atau emosional. Dalam proses ini kita bertujuan untuk memperbarui diri kita secara sosial.

Hal ini tak lain untuk mengembangkan hubungan yang berarti dengan pihak lain. Dalam memperbarui diri secara emosional, kita dapat melakukan sejumlah aktivitas: menemukan cara untuk sangat memahami orang lain, buat kontribusi untuk proyek-proyek bermakna yang memperbaiki kehidupan orang lain, mempertahankan mental keberlimpahan, dan berusaha untuk membantu orang lain.

Dengan terus menguatkan dan mengembangkan dimensi sosial atau emosional yang kita miliki secara terus menerus, sesungguhnya kita ikut juga mendorong dan membantu orang lain menemukan kesuksesan. Memperbarui dimensi sosial dan emosional kita akan dapat membantu melatih Kebiasaan nomor 4, 5, dan 6 dengan mengakui bahwa solusi menang-menang memang ada, berusaha untuk memahami orang lain, dan menemukan alternatif ketiga yang saling menguntungkan melalui sinergi.

Akhirnya...

"Mengasah gergaji" bukan semata soal latihan dan menempa diri dalam sebuah jeda proses berkarya. hal ini pun bukan bermakna tentang liburan, melakukan hal-hal menyenangkan atau sekedar mengerjakan hobi. "Mengasah gergaji" ini sejatinya tentang semua hal yang bisa kita siapkan untuk terus tumbuh, dan berkembang lebih baik.

Dengan "Mengasah gergaji" di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini, bagi para aktifis filantropi justru menjadi sebuah kesempatan untuk memperkaya diri dan menguatkan kapasitas. Jeda waktu di tengah berbagai kebijakan yang membatasi, seperti social distancing maupun physical distancing mala membuat banyak aktivis memiliki waktu untuk belajar banyak hal yang selama ini mungkin tak sempat dilakukan.

Dengan konsep "mengasah gergaji" yang dimiliki akan lahir spirit baru yang penuh kesegaran dan kemampuan yang lebih baik dari sebelum ini. Pandemi Covid-19 yang terjadi, malah membuat "madrasah belajar" para aktivis yang bisa menemukan ide-ide baru atau solusi-solusi baru dalam menemukan permasalahan ditengah umat dan bangsa.

"Mengasah gergaji" ini juga bukan jebakan rutinitas pekerjaan baru. Ia justru mendorong semua kebiasaan baik yang bermanfaat semakin kuat untuk dilakukan.  Diharapkan, nantinya tidak ada satu hari pun boleh berlalu, tanpa ada kemanfaatan baru. Dengan semangat dan energi baru yang terus tumbuh, proses membantu dan melayani orang lain yang kesusahan bisa ringan dilakukan, bahkan tanpa syarat apa pun juga.

Semakin lama dan semakin baik sebuah gergaji diasah, maka semakin mudah memotong kayu walau sebesar apa pun. Dengan ketajaman dan kecepatan ketika memotong kayu, maka proses membentuk kayu menjadi barang-barang yang berguna bagi manusia pun semakin lebih cepat dilakukan. Begitu pula para aktivis fiantropi, begitu kemampuannya terasah dengan baik, ia akan dengan mudah mampu menyelesaikan sejumlah persoalan sosial kemanusiaan yang ada di sekelilngnya.

Semoga.

#Ditulis dihari Keempat Syawal 1441 H (27 Mei 2020)

PENGIRIM/ PENULIS: Nana Sudiana, Aktivis dan Pemerhati Sosial Kemanusiaan

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement