Ahad 14 Jun 2020 14:42 WIB

Di Tengah Pandemi, Ekspor Lucky Bamboo Terus Meningkat

Permintaan ekspor Lucky Bamboo tiap bulan cukup tinggi mencapai 5 kontainer

Ekspor tanaman Lucky Bamboo melonjak drastis meski di masa pandemi Covid-19.
Foto: Kementan
Ekspor tanaman Lucky Bamboo melonjak drastis meski di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bambu Rejeki atau Lucky Bamboo. Demikian tanaman Dracaena ini disebut. Memiliki karakter batang dan daun yang unik, permintaan ekspor tanaman ini melonjak drastis meski di masa pandemi Covid-19.

Di saat produk florikultura mengalami penurunan omzet cukup tajam hingga 90 persen, justru ekspor Draceana tetap berlangsung selama pandemi. Ketua Poktan Alamanda, Hendrayana atau biasa disapa Ahen mengatakan permintaan Dracaena cukup tinggi. Bahkan pada Minggu ini, Dracaena dari Poktan Alamanda ekspor ke China dengan jenis Dracaena Fragrans

Baca Juga

"Totalnya satu kontainer sekitar 40 feet (10 ribu buah). Sehari berikutnya ekspor Dracaena Compacta sebanyak 10.500 buah," ungkap Ahen dalam keterangannya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6), seperti dalam siaran persnya.

Ahen mengungkapkan selain ke China, pihaknya juga mengekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, Rusia dan Amerika. Negara tujuan ekspor di Asia biasanya ke negara Dubai, Qatar, Vietnam, Irak, Malaysia dan Korea. “Permintaan ekspor Dracaena tiap bulan cukup tinggi mencapai lima kontainer, sedangkan saat ini kami hanya bisa memenuhi satu kontainer,” tutur Anas Anis pemilik CV Alamanda.

Adapun rangkaian Dracaena diantaranya diamond, three angel, crown, spiral, cobra, double random, curly set, apollo, pagoda, mahkota A, triple flash, kipas, heart dan lain-lain. "Tahun kemarin kami meluncurkan model rangkaian baru. Kami terus berinovasi untuk menghasilkan model rangkaian baru yang menarik,” sambung pria yang biasa disapa Anas itu.

Lebih lanjut Anas menjelaskan bahwa sejak melakukan pengembangan Dracaena Tahun 2008, Poktan Alamanda terus berbenah. Mulai dari perluasan lahan, peningkatan produksi, inovasi produk dan perluasan jaringan pemasaran terutama untuk pasar ekspor. "Luas lahan pertanaman Dracaena saat ini masih terbatas," kata dia.

Di tempat terpisah, Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman mengungkapkan bahwa peluang ekspor yang cukup tinggi ini merupakan angin segar bagi industri florikultura Indonesia, khususnya Dracaena.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto  juga menyatakan bahwa hal tersebut sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Kementan didorong untuk terus menggenjot ekspor komoditas strategis. Salah satunya, tanaman hias seperti Dracaena.

"Dengan sentuhan tangan kreatif dari Poktan Alamanda, telah lahir beberapa model bentuk rangkaian Dracaena yang unik dan menarik serta diminati oleh negara negara tujuan ekspor," tambah Liferdi.

Kementerian Pertanian terus mendorong Poktan Alamanda untuk meningkatkan produksi dari Tahun 2012. Dorongan tersebut dalam bentuk bantuan sarana, pelatihan, dan pendampingan.

"Tahun 2020 ini Kementerian Pertanian memberikan bantuan pengembangan Dracaena melalui anggaran APBN seluas 10 ribu meter persegi. Kementerian Pertanian komitmen memberikan support kepada petani yang ingin maju dan turut bersama sama dengan pemerintah daerah untuk bahu membahu dalam meningkatkan ekspor," pungkas Liferdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement