Senin 08 Jun 2020 23:47 WIB

Cegah Gelombang II, Jabar akan Lakukan Tes di 700 Pasar

Emil mengaku, memang ada peningkatan kasus Covid-19, tetapi tidak terlalu signifikan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) melihat alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) usai rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/7).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) melihat alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) usai rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mewaspadai gelombang kedua penyebaran Covid-19. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, antisipasi yang dilakukan di antaranya pelacakan (tracing) dengan tes PCR dan rapid test di 700 pasar di Jawa Barat.

“Satu hal yang harus diwaspadai adalah bahwa di minggu ini terjadi peningkatan tapi sangat kecil, bagi kami kecil atau besar, peningkatan itu harus diwaspadai supaya tidak terjadi yang kita takutkan yang namanya second wave atau gelombang kedua,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Gedung Sate, Senin (8/6).

Baca Juga

Untuk itu, ia mengatakan sejumlah antisipasi dilakukan dengan melakukan pelacakan di tempat yang potensial sebagai sumber penularan. Pasar dianggap dianggap sebagai salah satu tempat potensial persebaran sehingga dilakukan tes PCR dan rapid test.

"Selain itu, 627 mobile Covid-19 dan PCR di berbagai daerah dibantu oleh TNI-Polri yang akan melakukan random sampling," katanya.

Menurutnya, sepekan sebelumnya, Pemprov Jabar sudah melakukan pengetesan terhadap 180 ribu jiwa. Namun, data lengkap mengenai status daerah berdasarkan hasil pengetesan tersebut belum selesai diolah.

“Hari ini belum bisa mengumumkan evaluasi kenaikan atau penurunan tingkat kewaspadaan, mungkin dalam dua hari ini karena hitungannya harus 14 hari nah jatuhnya itu di lusa bukan di hari ini. Jadi kita akan monitor hari ini dan besok, jadi mungkin hari rabu baru kita akan umumkan (hasil evaluasi),” paparnya.

Emil mengaku, memang ada peningkatan kasus Covid-19, tetapi tidak terlalu signifikan. Selama tiga pekan terakhir, angka reproduksi virus corona di Jawa Barat masih di angka 0,72. 

Angka itu, kata dia, masuk dalam kategori rendah keempat jika dibandingkan dengan data di semua daerah di Indonesia. Yakni, Aceh, Riau, Kalimantan Utara  yang menjadi ukuran provinsi yang yang paling dekat dengan Jakarta sebagai episentrum.

“Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar 50 juta angka keterkendalian kita itu keempat dari bawah," katanya.

Berdasarkan data hingga Senin (8/6) siang, pasien sembuh meningkat 99 pasien atau berada di angka 878. Sementara, kasus positif corona di Jabar pun mengalami peningkatan 28 pasien menjadi 2.404. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement