Selasa 02 Jun 2020 14:59 WIB

Industri Musik Tutup Sehari dengan Gelar Blackout Tuesday

Blackout Tuesday bentuk solidaritas dari label dan musisi dunia untuk George Floyd.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
 'Blackout Tuesday' bentuk solidaritas dari label dan musisi dunia untuk George Floyd (Foto: ilustrasi aksi protes George Floyd)
Foto: Graham Hughes/AP
'Blackout Tuesday' bentuk solidaritas dari label dan musisi dunia untuk George Floyd (Foto: ilustrasi aksi protes George Floyd)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri musik berencana tutup dalam sehari, yakni pada 2 Juni, sebagi aksi protes terhadap kasus George Floyd. Aksi yang diberi nama Blackout Tuesday ini diorganisasi beberapa label ternama saat protes pecah karena kematian Floyd serta pembunuhan Ahmaud Arbery dan Breonna Taylor.

“Pada Selasa, 2 Juni, Columbia Records akan menjalankan Blackout Tuesday,” kata Columbia Records, label Sony yang menjadi rumah bagi selebritas seperti Beyoncé, Bob Dylan, Adele, dan John Legend, dilansir di Fox News, Selasa (2/6).

Baca Juga

Label lain seperti RCA Records dan Epic Records juga turut bergabung. Selain itu, ada label independen, perusahaan penerbitan musik, dan perusahaan manajemen yang akan turut serta.

Sementara itu, Interscope Geffen A&M (IGA) Records milik UMG selain bergabung dengan Blackout Tuesday juga bersuara tidak akan merilis musik pada pekan 1 Juni. Label tersebut menjadi label pertama yang melakukan tindakan tersebut. Interscope Geffen A&M Records merupakan rumah bagi Lady Gaga, Kendrick Lamar, dan Billie Eilish.

“IGA akan berkontribusi pada organisasi yang membantu menyelamatkan demonstran menggunakan hak mereka untuk berkumpul secara damai, membantu pengacara yang bekerja untuk perubahan sistemis, dan memberikan bantuan kepada badan amal yang berfokus pada penciptaan pemberdayaan ekonomi di komunitas Black,” tulis IGA dalam sebuah pernyataan.

Selanjutnya, perusahaan berbasis musik Live Nation, Tiktok, serta Recording Academy mengunggah ke media sosial bahwa mereka mendukung dan berdiri dengan komunitas kulit hitam. Pada Senin (1/6), MTV, BET, dan VH1, serta label lain yang dimiliki Viacom CBS menjadi gelap selama delapan menit 46 detik untuk mendukung “Black Lives Matter” dan ketidakadilan rasial.

“Kami mendedikasikan waktu ini untuk para korban kebrutalan polisi dan gerakan kuat yang memperjuangkan keadilan,” kata pernyataan jaringan itu.

Musisi seperti Rihanna, Beyonce, Taylor Swift, Lil Nas X, Demi Lovato, Post Malone, dan Harry Styles berbicara di media sosial setelah kematian Floyd. Beberapa musisi terlihat bersama kerumunan demonstran selama akhir pekan, termasuk Ariana Grande, J Cole, Jamie Foxx, Chance the Rapper, Kehlani, Miguel, Tinashe, Lil Yachty, dan Halsey yang mengatakan dipukul dengan pelet dan selongsong peluru di Los Angeles.

Di seluruh negeri, orang-orang memprotes kebrutalan polisi, khususnya terhadap komunitas kulit hitam. Sebuah video mengejutkan menunjukkan Floyd, seorang pria Afrika-Amerika, ditahan di Minneapolis oleh seorang petugas kulit putih yang menempatkan lututnya di atas leher.

Floyd (46 tahun) berteriak “aku tidak bisa bernapas dan jangan bunuh aku. Kemudian, Floyd kehilangan kesadaran. Dia dinyatakan meninggal. Petugas Derek Chauvin didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua atas kematian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement