Kamis 07 May 2020 18:31 WIB

Kasus Positif DIY Didominasi Klaster Tabligh Jakarta

DIY memiliki tambahan 15 kasus positif baru.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Indira Rezkisari
Warga beraktifitas menunggu berbuka puasa di Alun-alun Selatan, Yogyakarta, Ahad (3/5). Meski jumlah pasien positif virus corona di DIY masih terus bertambah, banyak warga nekad beraktifitas di luar rumah
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Warga beraktifitas menunggu berbuka puasa di Alun-alun Selatan, Yogyakarta, Ahad (3/5). Meski jumlah pasien positif virus corona di DIY masih terus bertambah, banyak warga nekad beraktifitas di luar rumah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) di DIY bertambah sebanyak 15 kasus pada 7 Mei 2020. Total kasus positif Covid-19 di DIY sudah menyentuh angka 137 kasus.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, sebagian kasus positif baru ini hasil pelacakan terhadap salah satu klaster besar penularan Covid-19 di DIY yakni klaster tabligh yang digelar di DKI Jakarta. Kasus positif baru ini pernah melakukan kontak dengan jamaah klaster tabligh tersebut.

Baca Juga

"Perhatian sudah dilakukan sejak awal terdeteksi, justru dengan pelacakan kontak yang optimal ini kita dapatkan kasus-kasus positif lanjutan," kata Berty, Kamis (7/5).

Dari klaster tabligh ini, awal penyebaran Covid-19 ada di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul (GK). Penularan ini dibawa oleh dua jamaah yang pulang setelah mengikuti kegiatan tabligh tersebut ke kabupaten Sleman dan GK dan membentuk penularan di wilayahnya masing-masing.

Namun, setelah dilakukan pelacakan lebih lanjut, ternyata penularannya sudah menyebar ke kebupaten lain di DIY. Berty menyebut, penularan dari klaster tabligh ini sudah sampai ke Kabupaten Bantul.

Tambahan kasus positif baru ini diantaranya, dua orang merupakan warga Bantul. Mereka masing-masingnya berjenis kelamin perempuan yang berumur 44 tahun dan laki-laki berumur 48 tahun.

"Yang kasus di Bantul, ada yang berhubungan dengan (penularan dari klaster tabligh) di GK. Tapi ada juga yang berhubungan dengan yang di Sleman," ujar Berty.

Selain itu, 10 orang merupakan warga GK. Mereka yakni berjenis kelamin perempuan yang berumur 52 tahun, 10 tahun, 17 tahun, laki-laki berumur 45 tahun yang empat orang ini berhubungan dengan klaster tabligh Jakarta.

"Enam lainnya, perempuan berumur 64 tahun yang memiliki riwayat ke Klaten, 50 tahun yang ada keluarganya PDP, 33 tahun yang pernah kontak dengan pasien (positif). Dan laki-laki umur 70 tahun yang kontak dengan PDP, 50 tahun yang kerja di Surabaya dan 38 tahun yang pernah melakukan perjalanan ke Jakarta," jelasnya.

Sementara, ada satu warga Kabupaten Kulon Progo dan dua warga Sleman dari kasus positif baru ini. Warga Kulon Progo berjenis kelamin perempuan dengan umur 49 tahun dan memiliki riwayat pernah menerima tamu dari DKI Jakarta.

Sedangkan, dua orang warga Sleman berjenis kelamin laki-laki yang berumur 46 tahun dan 34 tahun. Dua warga Sleman ini memiliki riwayat kontak dengan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pulang dari Balikpapan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement