Senin 04 May 2020 16:34 WIB

Sebaran Inflasi dan Deflasi Jatim Berimbang

Empat kota mengalami inflasi dan empat kota lainnya mengalami deflasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Inflasi. BPS Jawa Timur mencatat inflasi di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur selama April 2020, empat kota tercatat mengalami inflasi dan empat kota lainnya mengalami deflasi.
Foto: Republika
Inflasi. BPS Jawa Timur mencatat inflasi di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur selama April 2020, empat kota tercatat mengalami inflasi dan empat kota lainnya mengalami deflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengungkapkan, berdasarkan penghitungan angka inflasi di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur selama April 2020, empat kota tercatat mengalami inflasi dan empat kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi yaitu mencapai 0,24 persen. Kemudian diikuti Sumenep sebesar 0,15 persen, Kediri sebesar 0,08 persen, dan Probolinggo sebesar 0,05 persen.

Baca Juga

"Adapun, kota yang mengalami deflasi yaitu Madiun sebesar 0,19 persen, Surabaya sebesar 0,16 persen, Jember sebesar 0,13 persen, dan Malang sebesar 0,12 persen," kata Dadang saat menggelar konferensi pers, Senin (4/5).

Dadang menambahkan, berdasarkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2020 di 8 kota IHK Jatim, Sumenep merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 1,24 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Malang yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen.

Dadang melanjutkan, berdasarkan pemantauan terhadap perubahan harga di delapan kota IHK di Jatim selama April 2020, menunjukkan adanya penurunan harga pada sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi penurunan IHK sebesar 0,12 persen, yaitu dari 104,03 menjadi 103,90.

"Deflasi ini terjadi karena permintaan yang cenderung menurun drastis di masa pandemi Covid-19. Dimana masyarakat membatasi konsumsi, baik karena pembatasan social distancing maupaun karena menurunnya daya beli," kata Dadang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement