Senin 04 May 2020 10:43 WIB

Kasus Covid-19 di Brasil Sudah Melebihi 100 Ribu

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerukan perintah mengakhiri karantina.

Suasana malam Kota Rio de Janeiro, Ahad (3/5). Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 4.588 kasus baru virus corona dan 275 kematian selama 24 jam terakhir.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Suasana malam Kota Rio de Janeiro, Ahad (3/5). Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 4.588 kasus baru virus corona dan 275 kematian selama 24 jam terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 4.588 kasus baru virus corona dan 275 kematian selama 24 jam terakhir. Sehingga total kasus yang dikonfirmasi menjadi lebih dari 100.000.

Saat ini sebanyak 101.147 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 7.025 kematian. "Jumlah kasus meningkat sekitar 5 persen pada Ahad (3/5) dari hari sebelumnya, sementara kematian meningkat sekitar 4 persen," kata kementerian, seperti dilansir Senin (4/5).

Baca Juga

Sebelumnya, Presiden Brasil Jair Bolsonaro memecat menteri kesehatannya setelah berselisih dengannya tentang bagaimana cara memerangi virus corona baru. Ia juga sekali lagi menyerukan negara-bagian untuk mengakhiri perintah tetap di rumah yang katanya merugikan perekonomian.

Beberapa pemimpin global telah melakukan lebih dari Bolsonaro untuk mengecilkan pandemi, yang telah menewaskan hampir 2.000 orang di Brasil. Dia menyebut virus itu "flu ringan" dan mengkritik gubernur negara bagian karena memaksakan pembatasan yang didukung oleh para ahli kesehatan dan menteri yang sedang populer, Luiz Henrique Mandetta.

Dalam pidato yang disiarkan televisi yang disambut dengan protes keras memukul panci di beberapa kota besar, Bolsonaro mengatakan Mandetta tidak sepenuhnya menghargai perlunya melindungi pekerjaan dan dia menyerukan dimulainya kembali bisnis di Brazil, ekonomi terbesar di Amerika Latin. Pemerintah tidak dapat memberikan bantuan darurat untuk orang miskin lebih lama lagi, katanya.

"Kita harus kembali normal, tidak secepat mungkin, tetapi kita harus mulai memiliki fleksibilitas," kata Bolsonaro. 

Perselisihan di tingkat tertinggi politik Brasil itu terjadi bertepatan dengan beberapa negara berdebat kapan dan bagaimana kehidupan harus mulai kembali normal setelah penguncian virus corona, yang diperkirakan akan mendorong ekonomi global ke dalam resesi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement