PBNU Imbau Masyarakat tak Mudik Demi Keselamatan Keluarga

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 24 Apr 2020 19:43 WIB

PBNU Imbau Masyarakat tak Mudik Demi Keselamatan Keluarga. Foto: (ilustrasi) logo nahdlatul ulama Foto: tangkapan layar wikipedia.org PBNU Imbau Masyarakat tak Mudik Demi Keselamatan Keluarga. Foto: (ilustrasi) logo nahdlatul ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nadhdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak mudik atau pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah. Karena, menurut dia, jika tetap mudik justru dapat mengancam keselamatan keluarga maupun warga di kampung halamannya.

“Jadi jangan mudik ini juga demi menyelematkan keluarga kita di kampung,” ujar Kiai Marsudi saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan, di Jakarta sendiri saat ini sudah merupakan zona merah Covid-19. Sementara, menurut dia, dalam kasus positif Covid-19 ini terdapat Orang Tanpa Gejala (OTG), sehingga sangat riskan jika kemudian pulang ke kampung halamannya.

“Itu riskan, karena penyakitnya tidak kelihatan, gak terasa, gak tahu siapa yang kena, kemudian kalau pada mudik itu akan menambah lebih banyak orang. Nanti kalau tambah banyak orang, yang ngurusi makin tidak bisa, seperti di banyak negara lain,” ucapnya.

Menurut Kiai Marsudi, mudik memang merupakan tradisi tahunan yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia setiap menjelang Idul Fitri, sehingga cukup sulit untuk ditinggalkan. Namun, di zaman sekarang ini sudah ada teknologi digital untuk silaturrahim dengan keluarga di kampung, sehingga masyarakat tidak perlu mudik di tengah krisis Covid-19 ini.

“Jadi, kita ikutin saja dulu saran-saran pemerintah. Persoalan belum pernah mudik empat atau lima tahun banyak orang yang mengalaminya. Tapi persoalannya bukan itu, persoalannya adalah penyebaran virus tanpa terkontrol nantinya kalau mudik,” kata Kiai Marsudi.

Sementara itu, Ketua PBNU Bidang Dakwah dan Takmir Masid, KH Abdul Manan Gani menjelaskan sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, an-Nasai di dalam as-Sunan al-Kubra, dan Imam Ahmad. “Dari Aisyah Ummi Mukminin, ia berkata: Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang thaun (wabah penyakit), lalu Rasulullah Saw memberitahukan kepadaku wabah itu adalah siksa yang dikirim Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Siapa yang menghadapi wabah lalu dia tinggal di dalam rumahnya secara bersabar dan ikhlas sedangkan dia mengetahui tidak akan menimpanya kecuali apa yang telah ditetapkan Allah kepadanya, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mati syahid.”

Berdasarkan hadits itu, Kiai Abdul Manan juga mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak mudik dulu di tengah Covid-19 ini. “Saya mengimbau kepada masyarakat semuanya agar tidak mudik ketika menjelang Idul Fitri,” ujarnya saat dikonfirmasi lebih lanjut.

Menurut dia, kegiatan mudik dan silaturrahim dalam momentum Idul Fitri memang dianggap penting bagi masyarakat Indonesia. Namun, Kiai Abdul Manan menyarankan agar mayarakat tidak mudik dulu demi menjaga kesehatan jiwa bersama.

“Seseungguhya mudik itu penting, silaturrahmi penting bersama keluarga dan ingat kampung halaman adalah fitrah. Tapi di musim wabah ini ada yang lebih baik daripada mudik, karena kita lebih mementingkan kesehatan kita semua. Memelihara kesehatan lebh baik daripada mengobati,” jelas Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.