Rabu 22 Apr 2020 09:27 WIB

AS Diperingatkan Datangnya Gelombang Kedua Virus Corona

Penyebaran corona gelombang kedua di AS bisa terjadi karena pelonggaran pembatasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi.  EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDSSeorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Seorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi. EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDSSeorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Robert Redfield, memperingatkan gelombang kedua dari penyebaran virus corona, Selasa (21/4). Peringatan itu datang ketiga beberapa negara bagian dan lokal Amerika Serikat (AS) mulai melonggarkan pembatasan kegiatan.

"Ada kemungkinan bahwa serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin tahun depan sebenarnya akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui," kata Redfield dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post.

Baca Juga

Meski Redfield mencoba memberikan peringatan, beberapa pihak lain menolak prediksi tersebut. Mereka seakan tidak peduli karena mempertimbangkan dampak ekonomi yang terjadi karena pembatasan.

"Kami akan memiliki epidemi flu dan epidemi virus corona pada saat yang sama," kata Redfield.

Redfield mengatakan, pejabat federal dan negara bagian perlu memanfaatkan bulan-bulan mendatang untuk mempersiapkan kondisi yang akan dihadapi di depan. Ketika perintah tinggal di rumah dicabut, para pejabat perlu menekankan pentingnya menjaga jarak sosial.

Pejabat pemerintahan juga perlu meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi melalui pengujian dan menemukan semua orang yang berinteraksi melalui pelacakan kontak. Cara tersebut akan mencegah kasus baru menjadi wabah yang lebih besar.

Redfield bersama dengan anggota lain dari gugus tugas virus corona Gedung Putih telah menekankan pentingnya jarak sosial. Terlebih lagi ketika banyak warga yang turun ke jalan meminta untuk mencabut anjuran untuk tetap di rumah.

Sebagai bagian dari pedoman Gedung Putih yang dirilis minggu lalu untuk pembukaan kembali negara secara bertahap, pengujian oleh tim CDC sedang dilakukan di panti jompo di empat negara bagian. Nebraska, New Mexico, North Dakota, dan Tennessee, dipilih untuk kasus tanpa gejala.

CDC juga telah menyusun pedoman terperinci cara meringankan upaya mitigasi untuk pemerintah negara bagian dan lokal . Saran itu akan bergerak dari pembatasan drastis, seperti tinggal di rumah, kemudian secara bertahap untuk mendukung pembukaan kembali yang aman. Redfield mengatakan bahwa pedoman segera dapat dilihat publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement