Rabu 22 Apr 2020 09:12 WIB

Universitas Harvard Tolak Kembalikan Dana Hibah Corona

Dana hibah corona di AS memicu kontroversi karena tak tepat sasaran termasuk Harvard.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Universitas Harvard
Universitas Harvard

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Universitas Harvard mengatakan, mereka berencana mempertahankan bantuan Pemerintah Amerika Serikat (AS) senilai 8,6 juta dolar AS untuk meredakan dampak ekonomi pandemi virus corona. Pernyataan itu bertolak belakang dengan janji Presiden AS Donald Trump untuk menarik kembali bantuan tersebut.

"Akan memberikan 100 persen dana tersebut pada anggaran bantuan keuangan mahasiswa dan tidak akan digunakan untuk menutupi biaya institusional yang lain," kata Harvard dalam pernyataannya, Rabu (22/4).

Baca Juga

Universitas itu menyatakan menerima hibah melalui program bantuan pendidikan. Bantuan itu menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi yang diloloskan pada akhir Maret lalu. Stimulus itu untuk membantu usaha kecil dan menengah menghadapi dampak ekonomi pandemi virus corona.

Stimulus itu memicu kontroversi, salah satunya karena banyak perusahaan besar yang menerima dana talangan pemerintah (bailout). Sementara itu, usaha kecil yang paling terdampak krisis virus corona masih harus menunggu bantuan tersebut.

Negara-negara bagian AS menerapkan karantina wilayah untuk memutus rantai penularan virus corona. Karena itulah, hampir seluruh bisnis di negara itu ditutup. Hal tersebut akhirnya membuat 22 juta warga Amerika mengajukan bantuan pengangguran.

Perusahaan makanan cepat saji Shake Shack Inc mengatakan akan mengembalikan bantuan pinjaman yang mereka terima dari pemerintah. Shake Shack menjadi perusahaan besar pertama yang mengembalikan uang pemerintah.

Sebelumnya, Trump mengatakan, Harvard harus mengembalikan bantuan tersebut. Pasalnya, dana cadangan universitas yang kerap disebut sebagai universitas terbaik di dunia itu hampir mencapai 41 miliar dolar AS.

"Harvard akan mengembalikan uang itu dan mereka seharusnya tidak menerimanya. Harvard memiliki dana cadangan terbesar di negara ini, mungkin di seluruh dunia," kata Trump dalam konferensi pers, Selasa (21/4) lalu.

Menteri Keuangan Steve Mnuchin mengatakan akan segera merilis "pedoman yang sangat jelas" untuk mengklarifikasi perusahaan seperti apa yang dapat menerima dana stimulus. Ia menegaskan maksud dari program ini bukan untuk perusahaan yang memiliki akses terhadap likuiditas dan sumber lainnya.

"Sejauh ini perusahaan-perusahaan tersebut tidak memahami itu dan mereka akan mengembalikan pinjaman, dan itu baik-baik saja. Jika tidak, akan ada konsekuensinya," kata Mnuchin.

Pemerintah AS akan menggelontorkanemakin banyak bantuan. Senat AS telah meloloskan bantuan sebesar 484 miliar dolar AS untuk bisnis dan rumah sakit yang terdampak pandemi virus corona. Saat ini rencana itu sudah dikirim ke House of Representative. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement