Senin 13 Apr 2020 22:49 WIB

Amazon Setop Layani Permintaan Pelanggan

Permintaan yang terlampau tinggi membuat Amazon menyetop pelayanan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Permintaan yang terlampau tinggi membuat Amazon menyetop pelayanan (Foto: ilustrasi Amazon)
Foto: Flickr
Permintaan yang terlampau tinggi membuat Amazon menyetop pelayanan (Foto: ilustrasi Amazon)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi Covid-19, banyak warga Amerika Serikat yang memilih berbelanja bahan makanan secara daring melalui e-commerce Amazon. Permintaan yang terlampau tinggi akhirnya memaksa Amazon untuk memberlakukan sistem waiting list untuk pelanggan baru yang berbelanja bahan pokok mulai Senin (13/4).

Di sisi lain, Amazon tetap berupaya untuk menambah kapasitas setiap minggunya demi mengakomodasi permintaan yang tinggi ini. Dalam beberapa minggu terakhir, Amazon telah menambah jumlah toko Whole Food yang menawarkan layanan pick up ke lebih dari 150 lokasi. Sebelumnya, hanya ada 80 lokasi yang bisa dilayani.

Baca Juga

Strategi lain yang dilakukan Amazon adalah memperpendek jam operasi toko Whole Food kepada publik. Dengan begitu, para pegawai bisa dengan lebih cepat memproses semua pesanan bahan pokok daring yang masuk.

Amazon telah mengakuisisi Whole Food sejak Agustus 2017 dengan mengeluarkan dana sebesar 13,7 miliar dolar AS. Saat ini, Amazon menawarkan layanan pengiriman bahan pokok Amazon Fresh dan Amazone Prime Now dari gudang Amazon dan juga toko-toko Whole Food. Melalui layanan-layanan ini, pelanggan bisa mendapatkan bahan baku yang mereka beli hanya dalam hitungan jam.

Selama pandemi Covid-19, layanan jual-beli bahan baku daring Amazon telah mengalami peningkatan kapasitas hingga lebih dari 60 persen. Meski begitu, pelanggan yang menggunakan Amazon Prime masih memiliki keluhan terkait kelangkaan waktu pengiriman.

Oleh karena itu, Amazon saat ini sedang merekrut lebih banyak pekerja untuk meningkatkan kapasitas layanan mereka. Selain itu, Amazon juga akan meluncurkan fitur baru untuk membantu pelanggan "mengamankan" antrean daring mereka. Tak lupa, Amazon juga menaikkan gaji untuk mendorong para pekerja gudang agar mau terlibat dalam layanan pengiriman bahan baku.

Amazon juga kini mengelola 487 toko offline Whole Food di Amerika Serikat. Toko-toko ini telah membatasi jumlah pelanggan yang bisa berada di dalam toko pada satu waktu. Amazon juga menerapkan pemeriksaan suhu tubuh harian kepada para pekerja dan menyediakan masker serta sarung tangan untuk melindungi para pekerja.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement