Rabu 08 Apr 2020 20:59 WIB

ACT DIY Distribusi Satu Ton Beras ke Warga Prasejahtera

ACT DIY melakukan Operasi Beras Gratis untuk masyarakat prasejahtera di Yogyakarta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan Operasi Beras Gratis untuk masyarakat prasejahtera di beberapa titik di DIY.
Foto: dok. ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan Operasi Beras Gratis untuk masyarakat prasejahtera di beberapa titik di DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan Operasi Beras Gratis untuk masyarakat prasejahtera di beberapa titik di DIY. Lewat operasi itu, ACT DIY menjangkau 200 kepala keluarga (KK) dan 1.660 jiwa masyarakat prasejahtera.

Mulai dari petani, buruh, pedagang, tukang becak, pekerja harian, lansia dan tukang ojek daring. Yang mana, beberapa pekan terakhir mengalami penurunan penghasilkan akibat merebaknya wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Baca Juga

Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto mengatakan, Operasi Beras Gratis merupakan respon sebagai lembaga kemanusiaan menjamin ketersediaan pangan. Utamanya, bagi masyarakat yang memang sedang mengalami surutnya penghasilan.

Kali ini, ada satu ton beras yang dikemas per lima kilogram didistribusikan ke dua lokasi. Ada di Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul dan di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

Bagus menilai, adanya Covid-19 harus dijadikan momentum untuk saling tolong menolong. Sebab, banyak yang terpaksa harus di rumah seperti petani, buruh, pedagang, tukang becak, pekerja harian, lansia dan tukang ojek daring. "Padahal, ada keluarga yang harus dipenuhi kebutuhan pokoknya," kata Bagus, Rabu (8/4).

Salah satu warga Desa Grogol, Winarno (31) menuturkan, daerah mereka tidak cuma terdampak langung dari pandemik Covid-19. Sebab, sebagian masyarakat merupakan perantau yang bekerja sebagai buruh di Jakarta.

Artinya, selama pandemik Covid-19 ini sebagian besar mereka tidak dapat mengirimkan uang bulanan kepada keluarganya masing-masing. Selain itu, banyak petani-petani yang ternyata mengalami gagal panen akibat hama.

"Akibatnya, banyak petani, terutama yang berasal dari keluarga prasejahtera ini merugi," ujar Winarno.

Senada, salah satu warga Desa Hargobinangun, Hantarti (56) menuturkan, sudah tidak bisa beraktivitas selama pandemik Covid-19. Sebab, Hantarti yang kerja sebagai pedagang di sekolah tidak bisa berjualan karena sekolah diliburkan.

Padahal, Hantarti sendiri merupakan seorang janda yang berasal dari keluarga prasejahtera. Karenanya, ia menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan lantaran telah membantu kebutuhan harian selama pandemik Covid-19.

"Alhamdulillah, bantuan ini sangat meringankan beban kami saat ini," kata Hantarti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement