Jumat 03 Apr 2020 15:39 WIB

Purwakarta Tambah 140 Hektare Lahan Manggis

Pemkab Purwakarta mendapat bantuan untuk pengembangan perkebunan manggis.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Luas kebun manggis di Purwakarta capai 1.500 hektare (Foto: ilustrasi buah manggis)
Foto: Pxhere
Luas kebun manggis di Purwakarta capai 1.500 hektare (Foto: ilustrasi buah manggis)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk pengembangan perkebunan buah manggis. Bantuan yang diberikan Kementerian Pertanian tersebut untuk meningkatkan produksi salah satu komoditas unggulan Purwakarta ini.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Agus R. Suherlan mengatakan bantuan dari pemerintah pusat ini digunakan untuk menambah lahan perkebunan manggis yang sudah ada. Pihaknya akan mengalokasikan anggaran bantuan untuk ekstentifikasi lahan yang sudah ada agar bisa dikembangkan sebagai perkebunan manggis.

Baca Juga

“Bantuan sekarang kita arahkan ekstentifikasi. Saat ini ada 1.400 hektar, kita akan tambahkan 140 hektar,” kata Agus kepada Republika.co.id, Kamis (2/4).

Agus mengatakan penambahan lahan dimaksudkan untuk menambah jumpah pohon manggis yang ada. Dengan begitu maka produksi buah manggis yang dihasilkan akan bertambah. Produksi ini dapat ditujukan untuk kebutuhan ekspor dan pasar dalam negeri juga.

Menurutnya, satu hektar lahan bisa ditanami 1000 pohon manggis. Dengan rencana tambahan 140 hektar lahan untuk pengembangan kebun manggis, maka akan bertambah 140 ribu pohon manggis nantinya.

“Ini akan ditambah di wilayah Wanayasa dan Kiarapedes yang memang banyak lahannya yang potensial,” ujarnya.

Tidak hanya di lahan milik pemerintah, ekstentifikasi kebun manggis ini juga bisa diberikan sebagai bantuan ke petani. Menurutnya banyak petani yang memiliki kebun manggis namun belum difokuskan untuk dirawat dengan baik.

Selain itu, menurutnya saat ini banyak kebun manggis yang juga dalam kondisi membutuhkan perawatan ulang. Sekitar 40 persen dari1.500 hektar luas areal kebun manggis yang ada saat ini membutuhkan recovery.

Ia mendorong petani dapat meregistrasi perkebunannya agar bisa bermitra rengan eksportir. Dengan begitu petani bisa berkesempatan mendapatkan harga jual lebih tinggi karena akan dijual ke pasar ekspor.

 “Kita mendorong satu peningkatan budidaya dan peningkatan pasca panen juga tata niaga sehingga meskipun tidak diekspor tapi harganya bisa bagus juga di pasar dalam negeri. Kita dorong juga petani bermitra dengan eksportir, karena kalau dari petani ke pengepul jelas jauh harganya,” tuturnya.

Ia menambahkan wabah virus corona saat ini memang berdampak pada terhambatnya ekspor buah manggis ke berbagai negara. Meski demikian ia tetap mendorong buah manggis dipasarkan di pasar nasional sebagai upaya mengenalkan manggis kualitas ekspor ke warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement