Senin 30 Mar 2020 09:35 WIB

Otoritas Penerbangan Sipil Tangguhkan Seluruh Armada Lionair

Lionair terlibat dalam dua kecelakaan fatal dalam waktu enam bulan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Puing pesawat Lionair yang terbakar di Manila International Airport, Ahad (29/3) malam. Delapan penumpang di dalam pesawat menuju Jepang itu tidak selamat.
Foto: MIAA Media Affairs Office via AP
Puing pesawat Lionair yang terbakar di Manila International Airport, Ahad (29/3) malam. Delapan penumpang di dalam pesawat menuju Jepang itu tidak selamat.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Otoritas Penerbangan Sipil Filipina (CAAP) akan menangguhkan seluruh armada Archie Po yang dimiliki Lionair Inc. Kebijakan tersebut menyusul dua kecelakaan fatal yang melibatkan maskapai penerbangan itu dalam kurun waktu kurang dari setahun.

“Saat ini tindakan awal yang kita cari adalah menangguhkan seluruh armada. Cukup mengkhawatirkan. Kami akan melihat catatan Lionair lebih lanjut," ujar Wakil Direktur Jenderal CAAP Donald Mendoza, dilansir Inquirer, Senin (30/3).

Baca Juga

Menurut Mendoza, Lionair terlibat dalam dua kecelakaan fatal dalam waktu enam bulan. Oleh karena itu, CAAP akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh.

"Tentunya kami akan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk ini dan kami akan menyarankan bahwa tindakan harus diambil," kata Mendoza.

Pada Ahad (29/3), pesawat Lionair jatuh saat lepas landas di Bandara Internasional Ninoy Aquino dan menewaskan delapan orang. Pesawat Westwind 24 dengan nomor registrasi RPC 5880 di bawah Lionair Inc, meledak saat lepas landas di ujung Naia's Runaway 24 sekitar pukul 20.00 malam waktu setempat.

Penerbangan tersebut merupakan misi evakuasi medis menuju Bandara Haneda Tokyo, Jepang. Manajer Umum Otoritas Bandara Internasional Manila, Ed Monreal membenarkan bahwa delapan penumpang yang berada di dalam pesawat itu tidak ada yang selamat.

Monreal belum mengetahui apakah penumpang yang diterbangkan berkaitan dengan pandemi virus corona. Dia mengatakan, pesawat yang sama digunakan untuk mengirimkan peralatan pelindung diri untuk tenaga medis di Iloilo pada Sabtu. Pesawat tersebut kembali ke Manila dengan selamat. Diketahui, Lionair menyediakan pesawatnya untuk menerbangkan peralatan medis selama pandemi virus korona berlangsung.

Sebelumnya CAAP menyatakan, pada 1 September 2019, Lionair jatuh di area resor di Kota Calamba, Provinsi Laguna. Ketika itu, Lionair yang juga operator pesawat Beechcraft King Air 350 dengan nomor registrasi RPC 2296 sedang melakukan evakuasi medis.

Kecelakaan tersebut menewaskan 9 orang termasuk pilot dan kopilot, serta melukai dua orang yang ada di darat. Pesawat itu terbang dari Kota Dipolog di Provinsi Zamboanga del Norte menuju Manila. Pesawat kemudian jatuh dan meledak di daerah Barangsoy Pansol, di Calamba. Wilayah itu adalah kawasan resor yang populer dengan sumber mata air panas dan kolam renang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement