Selasa 24 Mar 2020 04:39 WIB

Pemkab Purbalingga Siapkan RS Darurat

RS darurat menempati gedung baru di lokasi Lingkungan Industri Kecil (LIK) Logam

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Christiyaningsih
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit. RS darurat Banyumas menempati gedung baru di lokasi Lingkungan Industri Kecil (LIK) Logam. Ilustrasi.
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit. RS darurat Banyumas menempati gedung baru di lokasi Lingkungan Industri Kecil (LIK) Logam. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika kondisi wabah Covid-19 di daerahnya tidak terkendali. Salah satunya adalah pemkab menyiapkan rumah sakit darurat bila jumlah pasien Covid-19 sudah tidak tertampung di ruang isolasi RS yang ada.

''Kita sudah siapkan RS darurat untuk mengantisipasi banyaknya pasien. RS darurat ini menempati gedung baru yang baru selesai dibangun di lokasi Lingkungan Industri Kecil (LIK) Logam,'' jelas Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Senin (23/3).

Baca Juga

Saat ini, ruang aula yang ada di gedung tersebut sedang disekat sehingga bisa dijadikan ruang isolasi bagi pasien Covid-19. ''Kami targetkan dalam tiga hari ke depan proses penyekatan selesai. Setiap sekat ada ventilasi langsung dengan udara luar,'' jelasnya.

 

Dia menilai gedung baru di lokasi LIK Logam memenuhi syarat digunakan sebagai RS darurat bagi penderita penyakit menular mengingat lokasinya cukup jauh dari permukiman penduduk. ''Setelah selesai penyekatan, tinggal kita lengkapi dengan peralatan medis yang dibutuhkan. Sedangkan tenaga medisnya akan diambil dari tenaga medis yang sudah ada,'' jelasnya.

Meski demikian Dyah menyebut kapasitas pasien di RS darurat ini juga tidak bisa terlalu banyak. ''Kalau masalah ruangan, sebenarnya masih bisa ditambah. Namun mengingat keterbatasan tenaga medis dan peralatan, kami hanya bisa menampung 10 pasien di RS darurat,'' katanya.

Menurut Dyah, ruang isolasi yang disiapkan rumah sakit pemerintah (RSUD Goeteng Tarunadibrata dan RS Panti Nugroho), jumlahnya sangat terbatas. Di kedua RS tersebut hanya ada 32 kamar yang bisa digunakan sebagai ruang isolasi.

''Kami mendorong rumah sakit swasta setidaknya untuk menyiapkan minimal empat kamar isolasi untuk pasien Covid-19. Namun bagaimana pun kami harus memikirkan apabila ada pasien penyakit lain yang membutuhkan perawatan,'' katanya.

Hingga Ahad (22/3) malam, jumlah warga Purbalingga yang masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 22 orang. Pasien tersebut sebagian besar merupakan warga Purbalingga yang bekerja di luar kota. Jumlah ini kemungkinan masih bisa terus bertambah mengingat penyebaran penyakit Covid-19 sangat mudah.

Bupati juga mengaku sudah menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan Posko Siaga Covid-19 di tiga terminal dengan melibatkan unsur gabungan, antara lain dari Dinkes, Dinhub, Polres, TNI, dan relawan. ''Seluruh penumpang yang baru datang dari luar kota nantinya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan. Bus-bus pengangkut juga disemprot disinfektan,'' tegasnya.

Selain itu, dia juga telah menginstruksikan para camat agar meminta para kepala desa di wilayahnya mengaktifkan kegiatan ‘Lapor Warga’. Hal ini dimaksudkan agar pendatang dari luar kota bisa terpantau. ''Kami juga meminta masyarakat untuk semaksimal mungkin menunda kegiatan yang mengundang kerumunan massa,'' kata Dyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement