Jumat 20 Mar 2020 16:20 WIB

Jelang Panen Raya, Pasar Induk Mulai Lepaskan Stok Beras

Bulog juga didorong untuk segera melakukan pelepasan beras yang saat ini tersisa.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebagai pusat distribusi komoditas beras mulai melepaskan stok dalam jumlah besar ke berbagai daerah menjelang panen raya.
Foto: ANTARA FOTO
Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebagai pusat distribusi komoditas beras mulai melepaskan stok dalam jumlah besar ke berbagai daerah menjelang panen raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebagai pusat distribusi komoditas beras mulai melepaskan stok dalam jumlah besar ke berbagai daerah menjelang panen raya. Pelepasan terus dilakukan untuk mempersiapkan ruang penyerapan bagi beras baru yang diproduksi petani.

Mengutip statistik PIBC, posisi stok terakhir hingga Kamis (19/3) hanya 24,6 ribu ton. Ketersediaan itu berada dalam batas minimal aman stok beras PIBC sebesar 25-30 ribu ton. Beras yang keluar dari pasar induk hingga mencapai 4.500 ton sedangkan beras yang masuk hanya 3.400 ton.

Baca Juga

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya sebagai operator PIBC, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, meski stok terus berkurang masyarakat tidak perlu khawatir. Ia menyampaikan bahwa penurunan pasokan yang terus terjadi merupakan hal wajar.

"Pedagang memang sedang melepas stok lama karena sebentar lagi mau panen dan akan diperbarui dengan beras yang baru," kata Arief kepada Republika.co.id, Jumat (20/3).

Arief mengatakan, penurunan pasokan beras di pasar induk sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Sebab, normal volume pasokan harian di PIBC bisa di atas 40 ribu ton per hari. Ia memprediksi, stok beras akan terus mengalami penurunan hingga sekitar 22 ribu ton per hari.

Menurut Arief, permintaan beras dalam beberapa waktu terakhir juga mengalami kenaikan dari masyarakat. Sebanyak 72,84 persen beras didisribusikan ke wilayah Jakarta. Adapun beras yang didistribusikan ke luar Jawa sekitar 8,53 persen dari stok yang keluar.

Kendati demikian, Arief menilai harga beras secara umum masih cenderung stabil dari hari ke hari dan belum menunjukkan gejolak yang tidak wajar. Rata-rata seluruh harga beras yang tersedia PIBC higga Jumat (20/3) sebesar Rp 10.337 per kilogram, naik tipis dibanding waktu yang sama tahun lalu Rp 10.293 per kilogram.  

Situasi dipastikan aman karena diperkirakan dalam satu bulan ke Indonesia akan memasuki masa panen raya gabah untuk musim rendeng. "Tidak perlu khawatir tidak ada stok, kecuali kalau tidak ada panen itu yang bahaya," ujarnya.

Pihaknya pun meminta agar Perum Bulog melakukan percepatan pelepasan stok beras yang saat ini masih tersisa 1,6 juta ton. Sebab, PIBC tidak bisa diandalkan sebagai satu-satunya ruang penyerapan beras pada saat panen raya sehingga Bulog harus mulai mempersiapkan kapasitas gudang.

Ketua Koperasi Pedagang PIBC, Zulkifli Rasyid, memastikan situasi perberasan akan aman hingga bulan Ramadhan dan Lebaran. Dari pergerakan harian stok dan harga beras, belum menunjukkan potensi gejolak yang berbahaya dari sisi pasar induk.

Pihaknya pun menegaskan bahwa tidak dibutuhkan impor beras untuk mengamankan pasokan dalam negeri. Apalagi, beras impor tahun 2018 masih tersedia sekitar 850 ribu ton dan belum terjual. 

"Beras impor sudah tahun lebih belum terjual, ditambah lagi posisi sekarang jadi kelihatannya tidak akan ada gejolak sampai Lebaran nanti," ujarnya.

Soal isu wabah Covid-19 yang menimbulkan kepanikan masyarakat akan ketersediaan pangan, Zulkifly meminta agar masyarakat tidak panik. Distribusi beras dari sentra ke PIBC maupun dari PIBC ke pasar-pasar besar di berbagai daerah juga belum terdapat gangguan.

Pihaknya meminta agar pemerintah harus memberikan rasa aman dan tenang kepada masyarakat, khususnya untuk komoditas beras yang menjadi makanan pokok harian. "Hingga minggu ini distribusi masih belum ada gangguan. Kita lihat terus perkembangannya di pekan depan," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement