Rabu 18 Mar 2020 13:12 WIB

Gulaku Bantu Bulog Gelontorkan 70 Ton Gula di Jakarta

Gula dipasok sebanyak 10 ton per hari selama tujuh hari ke depan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Perum Bulog dan Sugar Group menggelar operasi pasar untuk komoditas gula pasir di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (18/3). Operasi pasar dilakukan seiring adanya kenaikan harga gula yang mencapai Rp 18 ribu per kilogram. (Republika/Dedy Darmawan)
Foto: Republika/Dedy Darmawan
Perum Bulog dan Sugar Group menggelar operasi pasar untuk komoditas gula pasir di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (18/3). Operasi pasar dilakukan seiring adanya kenaikan harga gula yang mencapai Rp 18 ribu per kilogram. (Republika/Dedy Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen gula swasta, Sugar Group (Gulaku) menyatakan telah menyiapkan pasokan gula untuk kebutuhan operasi pasar di ibu kota bersama Perum Bulog. Pasokan gula yang disiapkan sebanyak 10 ton per hari untuk selama tujuh hari ke depan.

Direktur Sugar Group, Irwan, mengatakan, pihaknya melakukan joint operation dengan Bulog sebagai upaya untuk melakukan stabilisasi harga gula di pasar tradisional. Adapun produk Gulaku dijual dalam kemasan 1 kilogram seharga Rp 12.500 per kilogram.

Baca Juga

"Ini akan berlangsung tujuh hari ke depan di lima pasar area Jakarta. Bila perlu dilanjutkan, tapi kita bahas lagi dengan Bulog mau di mana kita menggelontorkannya," kata Irwan saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (18/3).

Lima pasar tersebut di antaranya Pasar Kramat Jati, Pasar Cempaka Putih, Pasar Mampang, Pasar Koja, serta Pasar Tomang Barat. Namun, pembelian untuk masing-masing konsumen dibatasi maksimal 2 kilogram. Pembatasan itu demi menghindari praktik spekulan yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga tinggi.

Irwan memastikan, meski ikut melakukan operasi pasar, produksi gula masih mencukupi hingga bulan Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Stok gula yang digunakan juga murni hasil pengolahan tebu dari perkebunan milik sendiri.

"Kita murni 100 persen gula tebu lokal. Kita tidak ada impor. Tugas kita adalah jual cepat ke konsumen, makanya kita tertarik kerja sama dengan Bulog," tuturnya.

Ia mengatakan, Sugar Group pada tahun ini menargetkan agar produksi gula bisa naik 10 persen. Adapun rata-rata produksi gula per tahun oleh Sugar Group sebesar 300 ribu ton atau 5,5 persen dari seluruh total suplai gula nasional untuk konsumsi masyarakat dan industri.

Sebelumnya, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan telah mengajak industri pabrikan gula swasta untuk bersama-sama melakukan operasi pasar gula. Sebab, harga gula sudah mengalami lonjakan yang cukup tinggi hingga Rp 18 ribu per kilogram.

Diajaknya industri swasta karena Bulog belum memiliki stok gula yang memadai. Sebab, pasokan gula impor sebanyak 50 ribu ton yang ditugaskan pemerintah kepada Bulog baru akan masuk ke Indonesia dua pekan lagi. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama antara BUMN dan swasta dalam meredam gejolak harga.

Tak hanya di Jakarta, Tri mengatakan, kerja sama dengan swasta juga dilakukan di daerah lain, khususnya ibu kota provinsi yang mengalami kenaikan harga gula. "Sesuai penugasan pemerintah kita harus bersatu padu dengan industri untuk menyediakan gula bagi konsumen," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement