Selasa 17 Mar 2020 21:44 WIB

Khofifah Tegaskan Enam Positif Pasien Corona Asal Surabaya

Gubernur Jatim Khofifah mengungkapkan enam pasien positf corona asal Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku telah berkoordonasi dengan beberapa direktur rumah sakit di Jawa Timur terkait penyebaran virus corona. Berdasarkan hasil koordinasi tersebut, diketahui adanya enam pasien yang dinyatakan positif corona atau Covid-19.

Khofifah mengatakan, kesemuanya berasal dari rumah sakit yang ada di Surabaya. "Dari enam tadi, kebetulan enam-enamnya dari rumah sakit yang ada di Surabaya," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (17/3).

Baca Juga

Khofifah melanjutkan, setelah mengetahui adanya enam pasien positif corona, dirinya langsung berkoordinasi dengan Tim Penyakit Infeksi Emerging dan re-Emerging (Penere) RSUD dr. Soetomo untuk melakukan penelusuran titik-titik yang perlu mendapat perhatian. Khofifah juga mengaku telah berkoordinasi untuk menentukan apakah keluarga yang bersangkutan juga perlu diisolasi, atau bisa mengisolasi mandiri.

"Kalau keluarga (dari pasien positif corona) saya konfirmasi dengan Tim Penere, mereka akan tracing keluarga. Pasti mereka akan melakukan langkah-langkah preventif. Bisa saja isolasi mandiri, bisa isolasi di layanan rumah sakit," ujar Khofifah.

Khofifah mengungkapkan, dari keenam pasien positif corona, beberapa dii antaranya itu datang ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, dan minta dirawat. Menurutnya ini menjadi tanda, masyarakat pro aktif. Khofifah melanjutkan, jika masing-masing punya keinginan untuk memeriksakan diri, maka kemungkinan untuk sembuh lebih besar, karena cepat tertangani.

Khofifah melanjutkan, di Jatim sebelumnya ada 16 pasien yang masuk kategori Pasien Dalam Pengawawan (PDP). Dari 16, enam di antaranya dinyatakan positif corona. Sehingga tinggal 10 yang masih kategori PDP. Selain itu, ada 16 yang masuk dalam kategori Orabg dalam Pemantauan (ODP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement