Rabu 16 Oct 2019 10:03 WIB

Kacamata Guru Kohar

Guru Kohar hanya tersenyum ketika ditannya mengapa tak mengganti kacamatanya.

Kacamata Guru Kohar
Foto: Republika
Kacamata Guru Kohar

REPUBLIKA.CO.ID, Batang kacamata itu berwarna hitam. Lensanya tebal. Saat pertemuan awal dengannya, Guru Kohar pernah bercerita bahwa ia suka membaca. Mungkin itu juga yang jadi sebab minus matanya tinggi. Kacamata itu mengingatkanku pada kacamata yang dipakai tokoh Clark Kent sebelum berubah jadi Superman.

Dengan perawakan yang kurus, sebenarnya Guru Kohar kakan lebih cocok menggunakan kacamata yang berbatang tipis. Ia akan terlihat lebih kekinian. Apalagi, harga batang kacamata saat ini banyak yang murah. Tapi, ia tetap setia dengan kacamatanya.

Ia guru sejarahku. Seseorang yang telah berumur lebih dari setengah abad. Sosoknya sederhana. Ia berangkat ke sekolah menggunakan motor Astrea Grand hitam. Satu hal yang selalu lekat dengannya: kacamata.

***

 

Ini adalah tahun terakhir aku belajar di SMA. Kata orang, masa terakhir kita berada di suatu tempat adalah masanya naluri begitu kuat menangkap makna. Seperti yang kurasa sekarang. Aku jadi lebih banyak mencari tahu tentang semua hal di sekolah ini.

Aku sendiri diajar oleh Guru Kohar saat kelas 12. Meskipun, jauh-jauh hari aku sudah tahu sosok ini dari cerita kakak-kakak kelas. Saat kelas 11 aku aktif di OSIS. Jadi sedikit banyak aku dekat dengan kakak dan adik kelas.

Kalau dihitung, ini juga tahun terakhir Guru Kohar mengajar. Dari awal kukenal, aku sangat hormat padanya. Pada umur yang uzur, Guru Kohar masih berstatus sebagai guru honorer. Itu terjadi karena jenjang pendidikannya yang tak sampai S1.

Kala pemerintah membuka kesempatan PNS bagi guru-guru yang lama mengajar, Guru Kohar tak lolos sebab umurnya sudah melampaui batas. Ia hidup sebatang kara.

***

Aku bahkan menanyakan perihal kacamata tersebut pada kakak kelas, guru-guru, sampai penjaga sekolah. “Jangan kau tanyakan hal yang terlalu pribadi, tak baik itu,” ujar seorang guru padaku.

“Kacamatanya seperti kekasih, waktu saya pertama mengajar di sini, tahun 91, ia masih memakai kacamata itu, mungkin hanya kacanya yang diganti,” kata guru yang lain.

“Saya curiga itu jimat! Guru kohar selalu menguapkan kacanya, membersihkan secara hati-hati batang kacamatanya setelah shalat,” kata Bang Jabar penjaga sekolah.

Ada banyak jawaban, tapi belum memuaskan pertanyaanku. Katanya, beberapa orang pernah bertanya padanya mengapa tidak diganti dengan model terbaru. Namun, Guru Kohar membalasnya dengan tersenyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement