Selasa 02 Apr 2019 15:55 WIB

Calon Kepala Dinas

Demi menjadi kepala dinas, Resman memutar otak mencari 'uang jago'

Calon Kepala Dinas
Foto:

Resman memang tak sempat lama menjadi wartawan. Cuma lima tahun. Pekerjaan itu dijalaninya sambil kuliah, saat ia sedang idealis-idealisnya. Alasan utama ia berhenti karena ingin menjadi realistis.

Upahnya sebagai wartawan waktu itu memang sangat pas-pasan, walaupun jika dibanding teman-temannya masih lebih tinggi. Namun, dari segi pendapatan, Resman justru paling miskin di antara kawan-kawannya. Sementara mereka makmur dengan uang amplop, Resman hidup prihatin karena cuma mengandalkan gaji.

Sekarang, Resman hidup sejahtera. Ia punya istri dan dua anak yang sehat dan gemuk. Mobilnya dua. Yang satu dipakainya untuk ke kantor, yang satu lagi untuk jalan-jalan. Rumahnya juga dua; satu ditempatinya bersama keluarganya, satu lagi dibelinya diam-diam atas nama perempuan simpanannya.

Karier Resman di birokrasi memang bisa dibilang melaju kencang. Sembilan tahun menjadi guru merangkap juru liput kegiatan pemerintah kota, ia lantas ditunjuk menjadi kepala sekolah sebuah SMP negeri di kota itu.

Pernah suatu waktu, sekolahnya ramai didatangi wartawan karena penerimaan siswanya melebihi kuota rombongan belajar yang telah ditentukan. Koran-koran membuat istilah “siswa siluman” untuk menyebut siswa yang diterima lewat jalur ilegal itu.

Resman dengan cerdik menyampaikan dalih kepada wali kota bahwa itu terpaksa dilakukannya karena masyarakat mendesak memasukkan anak-anak mereka ke sekolah itu. Meski berita itu menyebar ke mana-mana, Resman tetap aman di posisinya tanpa perlu repot-repot memberi amplop kepada wartawan.

Baru empat tahun merasakan enaknya kursi kepala sekolah, Resman didudukkan di tempat yang lebih enak lagi, yakni kepala bidang pendidikan dasar. Resman diangkat karena dianggap pintar, cepat tanggap, dan —sebagaimana sudah menjadi rahasia umum di lingkungan kantornya— akrab dengan wali kota. Di posisi inilah ia benar-benar menguras tenaga untuk menumpuk kekayaan.

Semua kepala SD dan SMP diwajibkannya menyerahkan setoran secara rutin. Ada setoran bulanan yang ia sebut sebagai uang pulsa, ada setoran semesteran yang disebut uang liburan, dan ada pula setoran tahunan yang bernama uang tanda terima kasih.

Di luar itu, masih ada setoran jabatan yang bisa ia kutip sesukanya. Ia tahu kepala-kepala sekolah itu tak akan merugi karena mereka juga mengutip dari siswa-siswa mereka.

Lima tahun menjadi kepala bidang, kini hari-hari Resman diriuhkan dengan kabar bahwa ia akan diangkat menjadi kepala dinas, menyusul mandeknya setoran kadis yang lama kepada wali kota. Entah dari mana mulanya kabar itu bisa bocor. Resman sendiri belum pernah membeberkan kepada siapa pun sejak surat penunjukan itu ia terima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement