Senin 11 Mar 2019 05:17 WIB

Setagaya Aku Ingin Pulang

Kini tiada lagi asa selain dapat berpulang dengan tenang.

Setagaya Aku Ingin Pulang
Foto:

"Apakah Rumini-san sudah lama tinggal di Jepang?" tanya Bayu-san sambil menikmati teh yang kusuguhkan.

"Sudah. Setelah menikah, saya mengikuti suami untuk menetap di Jepang. Mungkin sudah sekitar tiga puluh tahun saya meninggalkan Indonesia dan tidak pulang sama sekali," jawabku.

"Bagaimana dengan keluarga di Indonesia, apa Rumini-san merindukan mereka?" tanyanya lagi.

"Tentu saja aku sangat rindu," jawabku singkat, dan mataku terasa basah secara tiba-tiba.

Kami bertukar cerita hingga tak terasa waktu menjelang petang. Tak terasa pula percakapan itu sudah empat pekan berlalu, dan besok ia akan datang menemuiku lagi. Kehadiran Bayu-san, lelaki pengantar paket itu membuat gairah hidupku lahir kembali.

Aku telah berjanji akan membuatkannya sayur lodeh spesial sebagai bentuk ucapan terima kasihku sebab ia akan datang menemuiku lagi. Aku juga berharap, dengan memasak makanan khas Indonesia, kerinduan kami akan kampung halaman sedikit terobati.

Saika-chan, tetangga kamarku dengan suka hati kutitipi sayuran dan aneka bumbu. Perempuan muda asli Jepang yang lama kukenal itu memang sangat baik dan kerap membantuku.

Aku menyadari bahwa tanganku tak lagi piawai dalam meracik bumbu. Ditambah daya ingatku yang melemah, tak terasa banyak hal yang tiba-tiba hilang dari kepala dan membuat proses memasakku terganggu. Meskipun berat mengingat resep yang telah lama tidak kupraktikkan, masakan spesial itu berhasil kusiapkan.

Walaupun rasanya tak sesedap sayur lodeh buatan ibu di kampung dulu, bagi lidah seorang Indonesia masakan yang kubuat kali ini sedikit lebih baik dibandingkan rasa masakan alanegeri sakura. Lama sudah aku menunggu Bayu-san datang untuk mencicipi masakan yang telah kusiapkan sedari pagi.

Namun, hingga larut malam tiba, tiada tanda ia akan hadir. Aku yakin lelaki itu tidak akan mengingkari janji. Benar saja, bukan salahnya, tapi aku.

Setelah kulihat agenda di smartphone-ku, baru kusadari bahwa Bayu-san tidak berjanji datang di hari ini. Rupanya ketidaksabaranku menanti kedatangannya membuatku lupa bahwa ia akan datang tepat sebulan setelah pertemuan pertama kami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement