Ahad 22 Nov 2015 13:03 WIB

Terlalu Cepat Belajar Berhitung Bisa Rusak Tatanan Otak Anak

Pelajaran berhitung melatih kedisiplinan dan keteraturan.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Pelajaran berhitung melatih kedisiplinan dan keteraturan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua yang ingin mengajarkan anaknya baca, tulis dan berhitung (calistung) sejak dini sebaiknya harus berpikir ulang karena ternyata, menurut para ahli, hal itu dapat merusak tatanan otak anak. Pakar tumbuh kembang anak dari Universitas Airlangga DR Dr Ahmad Suryawan SpA(K) mengingatkan para orang tua untuk tidak mengajarkan calistung sebelum sang anak masuk ke Sekolah Dasar (SD) atau berumur tujuh tahun.

"Mengajarkan anak calistung sebelum waktunya dapat merusak tatanan otak anak, dalam artian anak dalam mengerjakan sesuatu tidak runtut atau selaras," ujar Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, tersebut pada acara peluncuran MoriCare+Prodiges di Jakarta, akhir pekan lalu.

Seharusnya anak yang berumur di bawah tujuh tahun bisa membentuk garis lurus, menggaris, membentuk gambar bangun sederhana dan sebagainya. Sayangnya, pada masyarakat modern saat ini, anak belum tentu bisa menggambar garis lurus malah belajar menghitung, kata pria yang akrab disapa Wawan ini.

"Anak memang bisa pintar karena bisa calistung sejak dini, tapi perilakunya tidak runtut dalam menyelesaikan suatu persoalan. Hal itu karena sirkuit di otaknya tidak 'by order'. Anak tidak mengerti urutan," jelas dia.

Juga terdapat dua kemungkinan bagi anak yang sudah dikenalkan calistung sejak dini, katanya. Pertama, bisa calistung karena mengerti caranya dan kedua, anak tersebut bisa karena menghapalkan caranya. Salah kaprah pandangan orang tua saat ini disebabkan oleh cara menilai prestasi anak dari hal yang berbau matematika atau akademik dan melupakan prestasi nonakademik. Itu sebabnya, katanya, di sejumlah kota besar di Tanah Air marak muncul kursus les membaca yang diperuntukkan bagi anak-anak yang masuk dalam kategori Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

"Calistung boleh dikenalkan pada anak usia PAUD, tapi tidak boleh jadi evaluasi prestasi," cetus dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement