Sabtu 28 Oct 2017 13:56 WIB

SMA Labschool Jakarta Gelar Enterpreneur Labs Day Challenges

Salah satu
Foto: Dok Labschool Jakarta
Salah satu "perusahaan" yang tampil di ajang Entrepreneur Labs Day Challengest (Eldest) yang digelar oleh SMA Labschool Jakarta, Jumat (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kewirausahaan menjadi perhatian penting bagi pemerintah Indonesia beberapa tahun belakangan ini, sampai akhirnya materi kewirausahaan pada jenjang pendidikan Sekolah Menegah Atas (SMA) dimasukkan ke dalam kurikulum. SMA Labschool Jakarta memandang materi kewirausahaan bukan sekedar teori semata, namun lebih pada kegiatan praktik.

Untuk itu beberapa tahun lalu materi kewirausahaan dikemas dalam suatu kegiatan yang aplikatif, sehingga siswa aktif secara langsung melaksanakan kegiatan kewirausahaan dan merasakan pengalaman menjadi seorang wirausahawan. Kegiatan tersebut diberi nama Eldest singkatan dari Entrepreneur Labs Day Challengest.

 

Menariknya kegiatan Eldest di SMA Labschool Jakarta ini bukan milik satu mata pelajaran tertentu. Walaupun dipelopori oleh mata pelajaran Muatan Lokal, namun  praktiknya kegiatan ini melibatkan beberapa mata pelajaran lainnya. Yakni,  Ekonomi, Akuntansi, Prakarya, Seni Budaya (Seni Rupa), Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

 

Menurut guru pembimbing Eldest Raidil Fitran kegiatan Eldest setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal itu dilihat dari mulai proses perencanaan, variasi produk, model pemasaran produk dan pemanfaatan media sosial untuk memasarkan produk-produk siswa makin beragam. “Sehingga,  diharapkan kegiatan Eldest setiap tahunnya memiliki standar mutu yang sama,” kata Raidil Fitran dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (28/10).

 

Ia menambambahkan, Eldest tahun ini diselenggarakan pada Jumat (27/10), dan masuk tahun ke-5. Kegiatan ini merupakan program wajib bagi seluruh Kelas XII SMA Labschool Jakarta.

 

Ia menjelaskan, tujuan Enterpreneur Labs Day ini adalah menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship di kalangan siswa SMA Labschool Jakarta. “Melalui kegiatan ini diharapkan siswa dapat merasakan pengalaman langsung menjadi wirausahawan, meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih aplikatif, memberikan kesempatan kepada guru-guru lintas mata pelajaran melakukan pembelajaran kolaboratif,” tuturnya.

Proses Pembelajaran Eldest ini adalah Eldest memberi ruang kepada siswa secara berkelompok dan mandiri membuat suatu usaha produksi. Setiap kelompok siswa terdiri dari kurang lebih tujuh atau delapan  orang yang membuat suatu perusahaan. Di dalam organisasi perusahaan tersebut terdiri dari minimal: CEO, CFO, CPO dan CMO.

Jadi, kata Raidil,  siswa berperan menjadi CEO, bagian promosi dan lainnya. Perusahaan yang didirikan harus memiliki nama yang menarik. Proses penyiapan dari mulai pendirian perusahaan sampai dengan hari penjualan yaitu selama kurang lebih empat  bulan (Juli sampai  Oktober).

Setiap perusahaan yang dibuat harus membuat business plan untuk selanjutnya akan dipilih sebanyak 10 perusahaan yang masuk grand final untuk dipresentasikan di hadapan juri. Dalam poroses pembelajaran di kelas, guru lintas mata pelajaran tersebut memfasilitasi siswa dalam rangka mempersiapkan usahanya.

Tak lupa para siswa dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman tentang enterpreneurship oleh praktisi atau yang ahli di bidangnya, dalam kegiatan berupa seminar yang mendatangkan CEO atau pengusaha  profesional. Kemudian para siswa (perwakilan kelompok) dibekali tentang penulisan business plan yang baik dan benar oleh ahli atau pakar di bidangnya.

“Sedangkan peran setiap guru yaitu membuat Rencana Proses Pembelajaran yang bersifat kolaboratif, mengingat kegiatan ini melibatkan beberapa mata pelajaran. Setiap perusahaan harus membuat promosi berbentuk leaflet dan video.

Video harus mereka upload ke Youtube Channel Eldest SMA Labschool Jakarta dan website SMA Labschool Jakarta. Seminggu atau dua minggu sebelum hari penjualan,  setiap perusahaan diberi kesempatan untuk melakukan promosi dengan pegawasan guru,” papar Raidil Fitran.

Jumat (27/10) adalah puncak dari proses pembelajaran kewirausahaan (Eldest) SMA Labschool Jakarta. Pada hari itu, semua perusahaan yang dirancang oleh kelompok siswa menampilkan ragam produknya untuk kemudian dijual kepada publik. Mereka medisain stand-stand semenarik mungkin, tampilan pakaian para siswa yang menyesuiaikan dengan tema produknya masing-masing, bertempat di lapangan Labschool Jakarta.

Eldest ini pun bertepatan dengan hari pengambilan rapor mid semester para siswa. Sehingga diharapkan para pembeli produk mereka sangat banyak berasal dari para orang tua seluruh kelas SMA Labschool Jakarta. “Total perusahaan yang ikut sebanyak 21 produk perusahaan, yang berasal dari tujuh  kelas,” tutur Raidil.

Ia menambahkan, agar lebih menantang dan kompetitif lagi, maka produk masing-masing kelompok dilombakan untuk dinilai oleh para dewan juri yang profesional. Beberapa indikator keberhasilannya adalah: 1) Setiap perusahaan memiliki produk yang kreatif dan inovatif, 2) setiap siswa terlibat dalam proses kegiatan (guru mengamati dengan lembar pengamatan), dan  3) setiap kelompok mengupload video iklan produknya ke Youtube Channel Eldest.

Selain itu, 4) guru mata pelajaran bagian Eldest memiliki RPP kewirausahaan dan mengimplementasikan RPP tersebut dalam prosess pembelajaran di kelas, 5) saat pelaksanaan hari penjualan pengunjung, 6) laporan hasil penjualan (rugi, untung atau kembali modal), 7) laporan keuangan dengan model akuntansi yang bisa dibertanggungjawabkan.

Para siswa dinilai secara komprehensif, mulai dari perencanaan sejak Juli sampai kepada pelaporan hasil penjualan pada Oktober. Seperti yang diungkapkan oleh Suparno Sastro (Kepala SMA Labschool Jakarta), “Menurut kami program kewirausahaan Labschool bernama Eldest ini secara langsung atau tak langsung telah menumbuhkembangkan nilai-nilai (values) karakter seperti: nilai tanggung jawab, kedisiplinan, kreativitas, kecerdasan berkomunikasi, kolaborasi, kompetisi, kerja keras dan kejujuran (integritas). Nilai-nilai inilah yang menjadi keterampilan hidup dan modal dasar, yang mesti diaktualisasikan para siswa dalam kehidupan sosial mereka nantinya. Dan secara terencana Labschool telah memulainya dengan program kewirausahaan Eldest ini,” tuturnya.

Para siswa sangat merasa tertantang dan antusias mengikuti kegiatan Eldest ini. Salah satu di antaranya  Mayang (siswa Kelas XII IPS 2) yang produk kelompoknya adalah jenis kuliner yang diberi nama “Koma, Chickin O’Clock”.

“Saya pribadi sangat tertantang mengikuti kegiatan kewirausahaan Eldest ini. Bagi kita seangkatan, Eldest itu jadi kegiatan yang dinanti-nanti dari kelas XI. Walaupun capek karena proses yang berbulan-bulan, tapi semua terbayarkan ketika penjualan kami sold out hari ini, alhamdulillah,” papar Mayang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement