Senin , 05 Sep 2016, 11:41 WIB

Menpar Apresiasi Konsorsium Belitung Maritime Silk Road

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Raisan Al Farisi
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Kamis (10/3).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Kamis (10/3). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kecepatan dan keseriusan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Kelayang, Belitung, Babel. Group Dharmawangsa yang terdiri dari lima perusahaan di bawah bendera Konsorsium Belitung Maritime Silk Road itu langsung action setelah PP no 6/2016 diteken Presiden RI Joko Widodo, 18 Maret 2016 yang lalu. Pekan lalu, Jumat (2/9) sudah langsung ground breaking.

“Terima kasih konsorsium bergerak sangat cepat. Ini menjadi KEK Pariwisata pertama di era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. KEK dengan pengurusan izin tercepat sepanjang sejarah. Lalu, tercepat pula ground breaking, hanya membutuhkan waktu 6 bulan dari sejak ditetapkan secara resmi sebagai KEK. Ini bisa menjadi contoh bagi kawasan lain yang sedang mengurus KEK Pariwisata,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Arief mengatakan agar sukses harus ada prinsipnya 3S, Solid, Speed dan Smart. Gerak cepat, langkah cepat, progresif ini diharapkan bisa diikuti oleh daerah lain yang tengah merancang KEK. Tiga KEK Pariwisata yang lain, Tanjung Lesung Banten, Mandalika Lombok dan Morotai Maltara sudah berusia lebih dari 20 tahun, baru saat ini juga mulai bergerak cepat.

Lima perusahaan yang berada di bawah konsorsium ini adalah PT Belitung Pantai Intan (Belpi), PT Bumi Belitung Indah. PT Nusa Kukila, PT Tanjung Kasuarina, dan PT Sentra Gita Nusantara. Mereka sudah peletakan batu pertama di Tanjung Binga, Kecamatan Sijuk, Kab Belitung. “Saya berharap konsorsium ini terus melakukan percepatan pembangunan Tahap I dan segera melanjutkan ke tahap berikutnya,” kata dia.

Status Bandara Belitung Naik Jadi International Airport pada 2016

Fase 1 pembangunan setelah Ground Breaking adalah membangun The Kapitein House, dengan 98 kamar hotel, 30 vila dengan target beroperasi 17 Agustus 2018. The Kapitien sendiri akan bertema 'Indonesia Heritage at Dutch Era' seluas 7,4 Hektare. Kelak fase 2 dibangun dengan konsep 'Kota Agung yang Sirna, dengan desain Majapahit Heritage' seluas 25,38 Hektare. Total KEK Tanjung Kelayang ini adalah 324.4 hektar.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjanjikan sebelum liburan akhir tahun 2016 ini, status bandara H.A.S. Hanandjoeddin dengan kode penerbangan TJQ itu akan dinaikkan menjadi International Airport. “Kami segera urus CIQP-nya, Costume, Immigration, Quarantine, dan Port-nya. Karena itu adalah syarat untuk menjadi bandara internasional,” kata Menhub Budi Karya Sumadi.

Budi Karya juga menjanjikan bus Damri dari Bandara menuju ke KEK itu yang jaraknya sekitar 30 kilometer. Termasuk Kapal Roro yang berkeliling dari pulau ke pulau untuk cruising, sebagai kelengkapan dengan destinasi wisata bahari. Menhub mengundang tiga airlines yang diminta untuk melakukan persiapan membuka jalur penerbangan internasional ke Belitung. Diantaranya Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Lion Air.

Dua menteri itu, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya berharap Pemkab Belitung dan Pemprov Bangka Belitung terus menjalin kerjasama yang mesra dengan para pelaku bisnis Pariwisata. Karena mereka itulah kelak yang akan menjadi driver pendorong kemajuan daerah itu. KEK Pariwisata ini nantinya akan menyerap 23.100 tenaga kerja, dan diperkirakan meningkatkan pendapatan regional 28 kali.