Kamis , 02 Jun 2016, 18:27 WIB

Indonesia Genjot Kualitas dan Kuantitas Susu

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
WRAP.ORG.UK
Susu Segar (Ilustrasi)
Susu Segar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Hari Susu Nusantara yang jatuh pada 1 Juni merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas susu di tanah air. Kebutuhan susu yang meningkat enam persen per tahun belum diimbangi dengan peningkatan produksi. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat kenaikan produksi susu hanya tiga persen per tahun.

Menurut catatan BPS 2015, Indonesia mengimpor susu sebanyak 265 ribu ton yang sebagian besar dalam bentuk susu bubuk dan condensed evaporated milk. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Muladno mengatakan impor sudah melampaui 80 persen untuk pemenuhan kebutuhan susu nasional.

"Dikhawatirkan Indonesia masuk dalam food trap import dan ketergantungan akan impor produk susu semakin membesar," ujarnya dalam Puncak Peringatan Hari Susu Nusantara di Universitas Brawijaya, Kamis (2/6).

Muladno menyampaikan ada dua sisi pendekatan yang bisa mendorong pengembangan persusuan di Indonesia. Dua pendekatan tersebut adalah pendekatan dari sisi konsumsi dan dari sisi produksi.

Pendekatan dari sisi konsumsi dilakukan melalui sosialisasi pentingnya susu bagi kesehatan. Diharapkan tren peningkatan konsumsi dapat menjadi penghela sisi produksi dalam menyediakan pangan susu. Namun jika upaya produksi sangat lambat, yang terjadi adalah membesarnya gap antara produksi dalam negeri dan impor.

Oleh karenanya diperlukan upaya untuk meningkatkan populasi sapi perah sebagai penghasil utama susu. Percepatan pengembangan industri sapi perah pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

Indonesia bersama Argentina, Belarus, Pakistan, dan Uruguay termasuk negara dengan harga jual susu segar terendah di dunia. Di negara-negara ini harga jual susu sapi hanya mencapai 20 dolar AS per 100 liter. Harga jual susu segar di tingkat peternak di Indonesia rata-rata  Rp 4500 - Rp 6000 per liter.

Kondisi berbeda dialami Kanada, Jepang, dan Swiss. Negara-negara itu termasuk negara dengan harga susu tertinggi. Di sana, susu segar dijual dengan harga lebih dari 50 dolar AS per 100 liter.

Muladno mengatakan pengembangan industri persusuan Indonesia tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Pemerintah dengan tangan terbuka menerima pihak swasta untuk terus meningkatkan investasinya membangun industri persusuan.

"Bersama-sama kita tingkatkan keberpihakan kepada peternak rakyat dengan mengupayakan skema pembiayaan dan asuransi yang sesuai karakteristik usaha sapi perah," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan