Senin , 09 May 2016, 17:11 WIB

Waduk Jatigede Bisa Dukung Swasembada Pangan

Red: Dwi Murdaningsih
MgBDG_MJ05
Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Senin (15/2).  (foto : MgBDG_MJ05)
Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Senin (15/2). (foto : MgBDG_MJ05)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengimplementasikan berbagai terobosan guna mewujudkan swasembada pangan nasional. Salah satunya melalui kolaborasi tiga kementerian atau yang dikenal dengan Tripartit antara Kementan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) dalam pengelolaan tata kelola air irigasi.

Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Ani Andayani menuturkan sumber air irigasi asal waduk Jatigede yang sudah mulai operasional bisa menjadi salah satu upaya mencapai swasembada oangan. Kementan memastikan pengalirannya melalui bendung Rentang yang terdistribusi untuk sungai Cimanuk dan pengelolaan saluran irigasi lainnya bagi Kabupaten Indramayu dan Cirebon bisa termanfaatkan oleh petani padi sawah.

Menurut Tenaga Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur, Budi Indra Setiawan, lokasi ini merupakan ekor dari pemanfaat sumber air suplemen di Indramayu yang setiap tahunnya selalu dilanda kekeringan. Terutama pada tahun 2015 kekeringannya lebih parah lagi karena bersamaan dengan El-Nino. Saat itu musim kemarau tercatat lebih dari 350 hari. Budidaya padi hanya dapat dilakukan pada musim hujan. Walaupun terbentang saluran sekunder tetapi air irigasinya ternyata tidak pernah sampai.

“Pada musim hujan pun saluran tersebut hanya terisi atau berfungsi sebagai tampungan air hujan saja. Bila hujan tidak turun beberapa hari saja dapat mendatangkan cekaman air," ujar Budi.

Menurut Budi, setelah ada sumur dangkal walau terjadi keterlambatan 2 bulan, musim hujan (MT-1) telah dilalui dengan baik dan menghasilkan panen raya. Persiapan menjelang musim tanam kedua sedang dilaksanakan dengan harapan dapat dicapai IP 200 (dari semula hanya kurang dari IP 100), khususnya dengan bantuan irigasi air tanah tersebut sebagai langkah antisipasi kekurangan air hujan.

"Pola irigasi terputus-putus akan diterapkan dengan sasaran kadar air tanah berada di sekitar kapasitas lapang," kata Budi.

Keterpaduan melalui beberapa langkah selama ini telah mulai diterapkan meskipun belum saling memahami sebelumnya. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Kemen PUPR, Widianto mengatakan karena mempertimbangkan agar air irigasi dari waduk Jatigede tetap dapat sampai ke petani padi sawah, Kemen PUPR melaksanakan kegiatan konstruksi talud jaringan irigasi dengan air sungai tetap mengalir. 

"Dengan cara ini meskipun harus dengan teknologi tertentu, biaya lebih mahal dan waktu lebih lama dibandingkan dengan cara menutup total," kata Widianto.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan