Ahad 17 Jan 2016 13:00 WIB

Kampanye Ramah Hijab di New York Marak

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

Media sosial telah menyediakan ruang untuk menarasikan identitas bagi kaum muda. 

Ruang itu salah satunya dimanfaatkan oleh seorang mahasiswa pascasarjana di Harvard Kennedy School dalam proyek bertajuk \"Hijabis of New York\".

Memanfaatkan foto dan wawancara dengan gaya seni fotografi jalanan yang sangat populer di New York, Hijabis of New York dimaksudkan untuk memberdayakan perempuan berjilbab dan mengedukasi masyarakat awam tentang apa artinya menjadi `muda\', `Muslim\', dan `perempuan\' 

pasca-11 September di Amerika.

Penggagas proyek itu, Rana Abdelhamid (22), terinspirasi dari pengalaman buruk yang per nah dia dapatkan beberapa tahun lalu. Pada usia 16 tahun, saat menjadi sukarelawan di tempat penampungan di Jamaika, ia diserang oleh seorang pria yang berusaha menarik lepas jilbabnya. 

Pria itu menatapnya dengan penuh kemarahan dan kebencian. Meski berhasil meloloskan diri, Abdelhamid mengalami trauma atas kejadian itu.

\"Setelah 11 September, kejahatan kebencian terhadap umat Islam telah meningkat 1.600 persen menurut statistik FBI. Saya katakan, `Oke. Lihat, saya tidak sendirian di sini\',\" kata Abdelhamid, dilansir dari New York Times, Kamis (14/1). 

Proyek \"Hijabis of New York\" tersebut kini telah mempunyai 13 ribu penggemar di Facebook, selain di Tumblr dan Instagram.

Kendati New York berulang kali mengalami serangan Islamofobia, Abdelhamid yakin masa depan akan semakin baik. Bagi perempuan itu, jilbab telah menjadi bagian dari identitas diri. 

Perkembangan baru-baru ini kian menunjuk?

kan tanda-tanda asimilasi jilbab ke dalam budaya populer. Awal pekan lalu, Dolce and Gabbana me lun curkan koleksi abaya dan jilbab pertama mereka. 

(c38, ed: nashih nashrullah)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement