Kamis , 17 Dec 2015, 15:15 WIB

Pemerintah Perlu Kembangkan Alsintan di Luar Jawa

Rep: rizkyjaramaya/ Red: Taufik Rachman
Antara
Mentan Andi Amran Sulaiman didampingi Bupati Ngawi Budi Sulistyono (kanan) melihat traktor yang dibagikan Presiden Joko Widodo.
Mentan Andi Amran Sulaiman didampingi Bupati Ngawi Budi Sulistyono (kanan) melihat traktor yang dibagikan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala UPT Alsintan Center Padang Syafrizal mengatakan, pemerintah perlu mengembangkan Alsintan Centre di luar Pulau Jawa agar  kebutuhan alsintan dapat dengan mudah terpenuhi. Dia mencontohkan Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi besar bagi pengembangan alsintan.

"Sumatera Barat memiliki potensi pengembangan alsintan yang mampu melayani kebutuhan alsintan di wilayah Sumatera, karena didukung oleh perguruan tinggi, seperti Universitas Andalas, ATIAMI, UPTD Perekayasaan dan IKM di sektor alsintan," ujar Syafrizal, Kamis (17/12).

Menurut Syafrizal, IKM di Sumatera Barat sudah mampu memproduksi beberapa jenis alsintan, namun mereka mengalami kesulitan dalam pemasaran produknya. Untuk itu diperlukan pemberdayaan dan bantuan terhadap IKM alsintan dari pemerintah pusat dapat dilakukan dalam bentuk Bansos. Dengan demikian, alsintan tersebut dapat dibuat oleh IKM alsintal lokal. Dengan pola seperti itu, lanjut Syafrizal, alsintan yang diproduksi bisa sesuai dengan kebutuhan lokal serta mudah dioperasikan dan perawatannya juga tidak terlalu sulit.

Syafrizal menjelaskan, secara umum nilai impor bahan-bahan pertanian dalam memenuhi kebutuhan nasional juga masih tinggi. Padahal proses mekanisasi pertanian di Indonesia berjalan lambat, sehingga memerlukan dukungan kebijakan yang tepat. Oleh karena itu, untuk menjadikan struktur industri alsintan yang kokoh, mandiri, modern dan berdaya saing tinggi diperlukan penataan infrastruktur industri.

Selain itu, diperlukann juga data industri alsintan yang mumpuni, dan kelembagaan yang terkait termasuk antar klaster, serta hubungan antara industri hulu dan hilir. Termasuk juga perlu meningkatkan kemampuan SDM dalam ilmu dan teknologi yang mendukung industri alsintan agar lebih mandiri dan modern.

"Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemampuan daya saing industri di pasar internasional melalui peningkatan mutu dan standar, termasuk memperluas jenis desain alsintan, dengan mempertimbangkan spesifikasi lahan dan budaya pertanian Indonesia yang beragam," kata Syafrizal.

Selain itu, menurut Syafrizal perlu juga ditingkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya untuk penggunaan produk alsintan lokal. Syafrizal mengatakan, jika industri alsintan di dalam negeri kuat, maka kegiatan pertanian akan menjadi lebih mudah karena tidak perlu bergantung pada impor alsintan.

Akan tetapi, industri alsintan nasional selama ini belum berkembang seperti yang diharapkan. Hal ini tercermin dari masih rendahnya utilisasi pabrik alsintan di dalam negeri sehingga dari segi ekonomi tidak begitu menguntungkan. "Industri alsintan yang berskala besar, menengah maupun kecil penyebarannya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa," ujar Syafrizal.

Syafrizal menjelaskan, memang ada bantuan pemberian alsintan dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kepada petani di daerah-daerah. Namun alsintan tersebut tidak dapat digunakan seluruhnya, karena ada yang tidak sesuai dengan kebutuhan akibat terkendala operasional dan perawatannya. Menurut Syafrizal, hal tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian di dalam negeri.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan