Selasa , 27 Oct 2015, 16:14 WIB

Enam Investor Garap Gula, Jagung dan Daging di Sulawesi

Rep: debbie sutrisno/ Red: Taufik Rachman
antara
Tebu Transgenik
Tebu Transgenik

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Enam investor tertarik untuk menggelontorkan dananya dalam produk gula, jagung dan sapi di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Ini memang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari mungkin hampir enam bulan ke belakang. Kita lakukan penandatanganan agar produksi sapi, jangung dan sapi semakin meningkat. Sehingga ketahanan pangan terus membaik," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam Penandatangan Perjanjian Kerja sama dengan Para Investor, Selasa (27/10).

Ke-enam investor tersebut tersebut adalah PT Green Thumb (PMDN), PT Marketindo Selaran (PMDN), PT Makassar Tene (PMDN), PT BISI International Tbk (India), PT Pramana Agriresources (MA Australia) dan PT Asia Beef Biofarm Indonesia (Singapura). Keenam investor ini akan bekerja sama dengan l0 Kabupaten yang ada di Sulsel.

PT Green Thumb, investasi bidang industri gula di Bone. PT Marketindo Selaras, investasi bidang industri gula di Gowa. PT Makassar Tene, investasi bidang industri gula di Takalar. PT BISI International, investasi bidang industri jagung di Jeneponto, Soppeng dan Wajo. PT Pratama Agriresources, investasi bidang industri gula di Jeneponto, Maros dan Barru. PT Asia Beef Biofarm Indonesia, investasi bidang industri sapi di Luwu Timur dan Enrekang.

Menurut Amran sebenarnya terdapat 13 investor yang berniat menginvestasikan uangnya di Sulsel. Namun sampai saat ini baru enam investor uang menandatangani kontrak kerja sama.

Sekjen Asoasiasi India-Indonesia, Gurumurthy Naratajan, menjelaskan PT Green Thumb yang merupakan investor dari India telah menyiapkan dana sebesar 5 juta dolar hingga 10 miliar dollar untuk menghidupkan pabrik gula di Indonesia. Gurumurthy menyebut, Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi gula. Namun kondisi mesin yanh cukup tua membuat jumlah produksi gula dari pabrik cukup kecil.

"Kita siap membantu pabrik untuk memproduksi gula lebih banyak. Mulai dari cara menanam, pengolahan lahan, hingga produksi dan penjualan bisa kita bantu. Sehingga efisiensi dan produksi gula dari pabrik Indonesia lebih bagus," ujar Gurumurthy.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan