Rabu 16 Sep 2015 07:30 WIB

Asyik, Studi Sarankan Manusia Bangun Lebih Siang

Rep: MGROL 47/ Red: Indira Rezkisari
Tidur/ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Tidur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kebanyakan dari kita merasa kekurangan tidur. Dan, ternyata fakta itu tidak salah. Karena seorang peneliti klinis mengatakan kemungkinan kita semua bangun terlalu pagi dari jam tubuh yang seharusnya.

Dalam pidato beberapa waktu lalu di festival sains Inggris, Dr Paul Kelley, asosiasi penelitian klinis di Sleep and Circadian Neuroscience Institute di Oxford University, mengajak sekolah untuk memperlambat jam masuk menyesuaikan dengan ritme natural biologis para murid. Jika ini dilakukan ia memperkirakan murid seolah akan mengalami perbaikan kinerja kognitifnya, mendapat nilai ujian lebih tinggi, dan murid juga akan lebih sehat. Selama ini kurang tidur dikaitkan dengan diabetes, depresi, obesitas dan terganggunya sistem kekebalan tubuh.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu, Paul mencatat bahwa anak-anak sekitar 10 tahun waktu bangun biologisnya adalah sekitar pukul 06.30. Waktu biologis bangun berubah ketika ia 16 tahun menjadi pukul 08.00 dan di usia 18 tahun justru bertambah siang lagi jadi pukul 09.00. Jadi jangan keburu menganggap remaja di rumah Anda malas jika ia bangun siang.

Dia bilang tidak sesederhana itu membujuk remaja pergi tidur lebih awal. "Ritme alami tubuh dikendalikan semacam cahaya tertentu," kata Paul. "Mata memiliki sel-sel yang kemudian melapor ke SCN (inti suprachiasmatic), di hipotalamus. Bagian dari otak ini mengontrol ritme sirkadian kami selama siklus 24 jam. Ini adalah cahaya yang mengontrol tubuh. Ini seperti mengatakan, mengapa Anda tidak dapat mengendalikan detak jantung Anda."

Bukan hanya siswa yang akan mendapat manfaat dari bangun lebih siang. Paul mengatakan hari kerja harus lebih seirama dengan ritme alami tubuh. Ia menggambarkan rata-rata kurang tidur untuk kelompok usia yang berbeda-beda.

"Antara 14 dan 24 tahun itu lebih dari dua jam. Untuk orang berusia antara 24 sampai sekitar 30 atau 35, itu sekitar satu jam setengah. Keseimbangan baru akan ditemukan ketika usia mencapai 55 tahun. Anak usia 10 tahun hingga 55 tahun bangun dan tidur secara alami di jam yang sama," katanya memaparkan.

Jadi perlukah kantor-kantor mulai mempertimbangkan waktu kerja yang sesuai dengan ritme alami biologis? Paul mengatakan, waktu kerja yang disinkronkan akan memiliki banyak konsekuensi positif. Sisi positif dari hal ini adalah kinerja pekerja akan membaik, begitu pula suasana hati dan level kesehatan. Solusi menyesuaikan jam kerja dengan usia dan waktu alami mereka bangun diharapkan membuat pekerja jarang sakit, lebih bahagia, dan akhirnya bekerja lebih baik.

Termasuk bagi remaja yang kuliah atau duduk di bangku menengah atas. Anda tahu bukan, betapa menegangkannya membangunkan remaja untuk berangkat pagi ketika ia masih asyik tidur, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (16/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement