REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Pemkot Sawahlunto menggelar Workshop Kurikulum 2006 dan K13 di Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto, Sabtu (1/8). Workshop yang mengangkat  tema "Membiasakan Anak Mengamalkan Ilmu Sejak Dini" itu dibuka oleh Walikota Sawahlunto Ali Yusuf.

Ali  berharap melalui workshop ini para guru makin menyadari arti pentingnya pembiasaan mengamalkan ilmu sejak dini, termasuk ilmu tentang sejarah lokal.

"Bagaimana anak murid kita memiliki rasa bangga terhadap kampung halamannya jika mereka tidak memahami sejarah lokalnya. Dan tentunya, sebelum mereka, kita sebagai pendidik yang terlebih dahulu harus memahaminya”, tegas Ali Yusuf.

Workshop satu hari ini menghadirkan narasumber Zulfikri Anas dari Pusat Kurikukum dan Perbukuan, Kemdikbud. Ia juga seorang penulis buku "Hitam Putih Kurikulum 2013" dan berbagai artikel pendidikan di media massa.

"Sengaja kita datangkan "urang awak" agar bisa menyentuh hal yang mendasar. Program-program seperti ini akan terus kita galakkan agar guru-guru kita tidak kebingungan dengan kurikulum, apalagi menyikapi situasi seperti sekarang ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto Marwan.

Menurut Marwan,  guru harus dibekali dengan pemahaman yang benar dan konsep yang kuat bagaimana mengimplementasikan kurikulum, apapun kurikulumnya.

“Toh secara subtansi antara kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 tidak ada perbedaan hakiki,” ujar Marwan yang didampingi Kabid Dikmen, Supar selaku penanggung jawab kegiatan.

Pada akhir sambutan, Ali Yusuf sempat menerima buku “Hitam Putih Kurikulum 2013” karya Zulfikri Anas yang diterbitkan oleh Al-Mawardi Prima, Jakarta.

Ikuti Whatsapp Channel Republika