REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda mengira bahwa tingkat stres para kru pesawat, khususnya pilot dan co-pilot adalah yang paling tinggi, nampaknya Anda perlu berpikir ulang. Sebab ternyata, tingkat stres justru lebih dirasakan oleh operator pesawat tanpa awak atau drone.
Hal tersebut dikemukakan oleh ahli penerbangan, Peter Gray dalam diskusi yang dipimpin oleh editor The Telegraph Con Coughlin. Menurutnya, tingkat stres operator drone lebih tinggi karena terlalu seringnya mereka bertempur sejauh ribuan mil dengan target mereka, meski pertempuran itu hanya berada dalam persepsi.
Memang mereka tak merasakan kelelahan tinggi seperti yang dialami oleh prajurit yang betul-betul bertempur di medan perang, namun persepsi mereka sebagai prajurit bisa terus terbawa ketika mereka tengah berada di rumah. Hal itu karena mereka dilatih untuk selalu membayangkan medan pertempuran.
"Apa yang ada dalam benak kalian mengenai pilot drone?" tanya Gray, seperti dikutip The Telegraph (2/6).
"Mereka adalah seseorang yang berada di pangkalan angkatan udara Amerika Serikat, yang tidak melihat musuh dan benar-benar aman. Setelah delapan atau 10 jam, dia pulang kepada istrinya dan keluarga. Lalu, apakah dia masih memegang status 'prajurit'?" tambah mantan navigator Royal Air Force itu.
Gray yang kini telah menjadi dosen di Universitas Birmingham, Inggris itu pun mengungkapkan bahwa data statistik menunjukkan tingkat stres operator drone justru lebih tinggi ketimbang kru pesawat.
"Mereka mengikuti pola hidup dalam lingkungan targetnya, dan mereka selalu merasa untuk membuat serangan, dan selalu merasa pesawat jetnya menjatuhkan bom," paparnya.
Kasus gangguan stres operator drone pernah dirasakan oleh seorang pilot drone Brandon Bryant yang didiagnosa mengalami post-traumatic stress pada 2013 lalu karena pekerjaannya. Kisah Brandon tersebut kemudian diangkat dalam film Good Kill yang dibintangi oleh Ethan Hawke yang berperan sebagai Major Thomas Egan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika