Senin 10 Jun 2013 11:31 WIB

Kurang Tidur, Ini Akibatnya untuk Perempuan

Tak bisa tidur/ilustrasi
Foto: www.zelenaplus.com
Tak bisa tidur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut sebuah hasil penelitian baru-baru ini, seorang wanita yang waktu tidur malamnya tidak cukup, hingga kurang dari 6 jam, berisiko terkena serangan jantung koroner.

Penelitian yang melibatkan 700 orang selama 5 tahun di Amerika Serikat ini telah menunjukan, bahwa tidur malam kurang dari 6 jam dan bangun terlalu dini memiliki peran signifikan dalam meningkatkan peradangan pada wanita dengan penyakit jantung koroner. Sayangnya, seperti dilansir situs duniafitnes, hubungan antara kurang tidur dan penyakit jantung koroner tidak diamati pada pria dalam penelitian ini.

Temuan penelitian yang dipublikasikan secara online oleh Journal of Psychiatric Research di Amerika Serikat ini bisa memberikan bukti tentang bagaimana kurang tidur berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung pada wanita. Semua peserta dalam penelitian ini memiliki penyakit jantung koroner. Mereka ditanya tentang kualitas tidur mereka pada saat pertama mendaftar menjadi peserta penelitian hingga 5 tahun terakhir.

“Peradangan adalah penanda yang akurat akan kesehatan jantung, dan sekarang kita telah memiliki bukti bahwa kurang tidur tampaknya berperan lebih besar, dari yang kita pikirkan sebelumnya, dalam mendorong peningkatan peradangan jangka panjang dan berkontribusi pada kosekuensi negatif seperti penyakit jantung koroner,” kata Dr. Aric A. Prather, Ph.D, pemimpin penulis penelitian ini dan psikolog kesehatan klinis serta asisten profesor psikiatri dari University of California, San Francisco.

Para peneliti dari Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, juga mengumumkan bahwa mereka telah menemukan 4 kebiasaan sehat yang dapat membantu melindungi Anda dari penyakit jantung. Menurut mereka, perubahan gaya hidup sederhana dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko kematian sebesar 80 persen selama 8 tahun.

Adapun 4 gaya hidup yang mereka maksud adalah berolahraga, diet sehat, menjaga berat badan, dan yang paling penting yaitu tidak merokok.

Dr. Haitham M. Ahmed, MD., ketua penelitian dari Ciccarone Center for the Prevention of Heart Disease di Johns Hopkins University, mengatakan, “Untuk pengetahuan kita, ini adalah studi pertama yang menemukan hubungan antara faktor gaya hidup, penyakit jantung koroner, dan kematian, dalam evaluasi longitudinal tunggal.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement