Jumat 02 Oct 2020 00:41 WIB

Pentingnya Sustainable Food untuk Kesehatan dan Lingkungan

'Sustainable food' tak hanya ajak konsumsi makanan sehat tapi juga peduli lingkungan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
'Sustainable food' tak hanya ajak konsumsi makanan sehat tapi juga peduli lingkungan (Foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
'Sustainable food' tak hanya ajak konsumsi makanan sehat tapi juga peduli lingkungan (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN --  Pandemi Covid-19 menyadarkan banyak orang untuk lebih menjaga kesehatan dan asupan makanan yang sehat dan sustainable food. Makanan berkelanjutan atau sustainable food adalah sistem pengadaan pangan yang menyehatkan juga memberi dampak positif pada lingkungan dan alam.

Dalam Festival Greentech di Berlin Jerman baru-baru ini, para peserta dari berbagai komunitas dan lembaga memamerkan inovasi mereka tentang makanan dan minuman yang berkelanjutan. Ini tentu menjadi angin segar bagi sektor makanan yang menjadi salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia.

Baca Juga

Sebuah proyek baru bernama “Peace of Meat” memiliki misi untuk mengeluarkan hewan dari rantai produksi makanan dan pada saat yang sama menawarkan produk daging yang lezat kepada konsumen. Mereka membuat daging dan lemak hasil budidaya langsung dari sel hewan tanpa perlu memelihara dan membunuh hewan, kemudian menjual produk ini sebagai bahan baku.

“Produk hibrida tersebut memiliki rasa yang mirip tetapi lebih unggul dalam keberlanjutan dibandingkan dengan daging ternak. Produk ini akan sangat menarik,” kata David Brandes, direktur pengelola Peace of Meat.

Demikian pula Solar Foods yang menghasilkan protein yang dapat dikonsumsi dari udara dan listrik. Perusahaan asal Finlandia yang memenangkan Green Award untuk Inovasi di Greentech Festival itu akan memulai produksinya dalam waktu dekat.

"Pabrik pertama kami akan berlokasi di Finlandia dan akan menjadi pabrik komersial pertama di dunia yang memproduksi makanan dari CO2 yang ditangkap udara. Visi kami adalah mengubah cara produksi makanan. Makanan masa depan bukanlah utopia, itu terjadi sekarang," kata Pasi Vainikka, CEO perusahaan itu.

Dalam festival itu turut hadir General Manager Luigi Lavazza, Susanne Wege. Perusahaan manufaktur asal Austria itu membahas proyek Fondazione Lavazza dengan memberikan alat, keahlian, dan teknologi yang diperlukan petani kopi untuk mengelola dan meminimalkan efek perubahan iklim. Selain itu perusahaan juga memberikan pelatihan kepada petani, konservasi dan pelestarian hutan, serta bantuan teknis untuk meningkatkan sistem irigasi atau mengurangi emisi gas terkait produksi.

“Ada jutaan petani bisnis mikro di luar sana yang membudidayakan kopi kami di berbagai negara. Jadi tantangannya adalah melebarkan jangkauan agar proyek ini memiliki efek yang lebih besar dan lebih baik. Kami sangat yakin bahwa kami dapat memberikan pengaruh yang lebih besar jika kami bermitra,” jelas jelas Wege seperti dikutip dari Forbes, Kamis (1/10).

Brandes meyakin bahwa berbagai inovasi dan alternatif yang hadir di Greentech Festival membawa angin segar bagi sektor makanan dan minuman. 

“Pada tahun 2020, kita memasuki satu dekade kemajuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan fokus pada planet yang sehat,” kata dia.

Pola makan vegan dan vegetarian telah banyak diikuti oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Dampaknya ternyata tidak main-main. Menurut The Meat Atlas by Friends of the Earth, pada tahun 2014 sebanyak 10 persen orang Eropa mengikuti pola makan vegan atau vegetarian, sehingga banyak orang secara aktif mencoba untuk mengurangi asupan daging dan susu mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement