Selasa 04 Aug 2020 03:36 WIB

Epidemiolog: Biasakan Pakai Masker, Jangan Andalkan Vaksin

Pemakaian masker dapat melindungi orang dari Covid-19.

Masyarakat mengenakan masker (Ilustrasi). Epidemiolog UI Pandu Riono menyerukan masyarakat untuk saling meningatkan dalam mengenakan masker.
Foto: IRWANSYAH PUTRA/ANTARA
Masyarakat mengenakan masker (Ilustrasi). Epidemiolog UI Pandu Riono menyerukan masyarakat untuk saling meningatkan dalam mengenakan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan penggunaan masker secara disiplin oleh seluruh masyarakat menjadi cara ampuh mengendalikan Covid-19. Ia pun menyerukan agar satu sama lain saling mengingatkan.

“Saya kira cara itu akan berhasil karena kita harus ajak masyarakat mengawasi kalau ada yang tidak patuh, dari yang tidak biasa pakai masker jadi biasa,” kata Pandu di Gerakan Pakai Masker webinar bertema Ekonomi Indonesia di Ambang Resesi, Apa Solusinya? di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Pandu menjelaskan, pemakaian masker dari yang tidak dibiasakan harus jadi dibiasakan, karena ini bisa berdampak jangka panjang dua sampai tiga tahun. Sementara itu, vaksin, menurut dia, bukan solusinya.

"Karena kalau pun ketemu vaksinnya, masih ada proses produksi, distribusi, masih panjang. Bayangkan, jumlah penduduk Indonesia saja berapa, jadi jangan andalkan vaksin. Gunakan yang ada, yaitu masker," kata Pandu.

Penularan Covid-19, menurut dia, lebih banyak dari orang tidak bergejala. Contohnya, kluster perkantoran atau asrama, dari satu orang bisa menular ke 1.000.

"Jadi jangan menyepelekan keganasan virus," tutur Pandu.

Cara mengendalikannya, menurut Pandu, cuma pakai masker. Karena kalau percikan ludah (droplet) ukuran besar bisa langsung jatuh ke tanah, tapi kalau ukuran kecil bisa melayang dulu, terlebih di dalam ruangan berventilasi buruk yang dapat membuat tingkat penularan Covid-19 tinggi.

“Jadi pilihannya hanya kita pakai masker. (Kampanye Gerakan Pakai Masker) ini bagus sekali pesannya, masker melindungi kamu dan aku,” kata Pandu.

Namun demikian, menurut Pandu, kampanye besar penggunaan masker itu menjadi celah (gap) yang belum dilakukan pemerintah. Ia pun merekomendasikan agar pemerintah fokus penanganan pandemi dulu sehingga ekonomi bisa dipulihkan.

Ketua Umum Gerakan Pakai Masker Sigit Pramono mengatakan, pesan kampanye pakai masker harus sederhana dan dipahami masyarakat. Lupakan menggunakan kata-kata new normal.

“Dari presiden dan siapapun itu, pesannya pakai masker. Karena itu melindungi kamu dan aku,” ujar Sigit.

GPMakan meluncurkan gerakan pakai masker kelompok masyarakat perempuan di 17 Agustus nanti, sekaligus di akhir bulan yang sama diluncurkan untuk kelompok muda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement