Jumat 10 Jul 2020 02:35 WIB

BRG: Sagu Potensial Dikembangkan di Lahan Gambut

Sagu bisa menjadi opsi bahan pangan pokok pengganti beras.

Pengembangan pangan lokal menjadi salah satu program yang sedang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya diversifikasi pangan di tengah Pandemi Covid 19. Beberapa jenis komoditas pangan lokal menjadi andalan untuk dikembangkan saat ini seperti ubi kayu, ubijalar, talas, ganyong, porang, sagu dan lainnya.
Foto: istimewa
Pengembangan pangan lokal menjadi salah satu program yang sedang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya diversifikasi pangan di tengah Pandemi Covid 19. Beberapa jenis komoditas pangan lokal menjadi andalan untuk dikembangkan saat ini seperti ubi kayu, ubijalar, talas, ganyong, porang, sagu dan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan iklim menimbulkan beberapa risiko pada ketersediaan pangan, termasuk padi yang paling rentan. Kondisi ini membuat sagu bisa menjadi opsi bahan pokok untuk dikembangkan di lahan gambut.

"Kita punya tantangan terkait dengan adanya risiko perubahan iklim jika masih tetap mengandalkan komoditi tunggal, padi," kata Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Dr. Haris Gunawan dalam diskusi virtual yang dipantau dari Jakarta pada Kamis (9/7).

Baca Juga

Jika, perubahan ekstrem perubahan iklim berlanjut akan mempengaruhi produktivitas padi, karena tanaman itu sangat sensitif terhadap risiko perubahan iklim. Kenaikan suhu dua derajat Celcius akan menurunkan produktivitas padi 6-8 persen.

"Sedangkan sagu, ketika melihat dari sejarah, yang sudah berada di Tanah Air selama beberapa abad dapat memberi keyakinan bisa menjadi bahan pokok pangan di samping padi," kata dia.

Haris melihat ada potensi penanaman sagu di lahan yang menjadi target restorasi gambut BRG. Badan ini sudah memetakan lokasi indikatif pengembangan sagu di Riau lebih kurang 300 ribu hektare (ha) dan total tujuh provinsi jadi target restorasi gambut di Indonesia dengan luas 1,39 juta ha.

"Kami dari BRG memberikan keyakinan dan juga dukungan bahwa kita siap menghadapi risiko terkait kedaulatan dan ketahanan pangan dengan potensi yang sangat luas di lahan gambut," kata Haris.

Tapi, dia mengingatkan bahwa itu hanya hitungan indikatif yang membutuhkan penajaman dan perincian jika ingin mengimplementasikan penanaman sagu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement