Kamis 28 Oct 2021 15:32 WIB

Status KLB Keracunan di Sagaranten Sukabumi Telah Dicabut

Dinkes Kabupaten Sukabumi masih melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan.

Korban keracunan makanan masih menjalani perawatan di RS Sukabumi
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Korban keracunan makanan masih menjalani perawatan di RS Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Status kejadian luar biasa (KLB) dugaan kasus keracunan massal yang terjadi di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (25/10), telah dicabut meskipun hingga saat ini belum ada laporan hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan air.

"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sejumlah sampel makanan dan air untuk mengungkap penyebab terjadi keracunan massal di Kampung Babakansirna, Desa Cibaregbeg usai warga menyantap paket nasi kotak yang diberikan panitia pada acara keagamaan," kata Kepala Puskesmas Sagaranten Sudarna.

Baca Juga

Menurut Sudarna, ada beberapa faktor status KLB dugaan keracunan massal ini dicabut, seperti tidak bertambah lagi jumlah korban, mayoritas warga yang mengalami sakit atau gejala keracunan sudah sembuh, dan lain sebagainya.

Penyebab terjadinya keracunan massal ini belum diketahui, karena Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi masih melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi warga saat acara keagamaan dan sampel air yang diambil dari permukiman warga.

Akan tetapi jumlah warga yang dirawat menurun drastis, bahkan sudah pulang ke rumahnya masing-masing dan tidak ada penambahan kasus, sehingga status KLB dicabut.

Ia menjelaskan penetapan status KLB tidak hanya karena adanya lonjakan kasus, tapi tujuannya untuk mempercepat penanganan korban. "Alhamdulillah korban sudah berangsur membaik kesehatannya dan mayoritas sudah kembali ke rumahnya masing-masing setelah menjalani rawat inap di puskemas maupun rumah sakit. Pada kasus dugaan keracunan ini total warga yang mengalami gejala sebanyak 73 orang," kata dia.

Sudarna mengimbau kepada masyarakat sebelum hasil uji laboratorium keluar agar tidak berasumsi yang macam-macam terkait penyebab keracunan massal ini, apalagi kabar yang beredar keracunan disebabkan akibat mengonsumsi paket nasi kotak yang diberikan panitia saat acara keagamaan pada Ahad (24/10).

Selain itu, gejala keracunan ini baru muncul setelah beberapa jam warga mengonsumsi paket nasi kotak, yakni pada Senin (25/10), sehingga masih ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebabnya.

Sebelumnya, sebanyak 42 warga Kampung Babakansirna, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten diduga mengalami keracunan usai menyantap paket nasi kotak dalam acara keagamaan. Jumlah korban pun semakin meningkat hingga totalnya mencapai 73 orang hingga Rabu (28/10).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement