Senin 31 Jul 2023 11:51 WIB

Ganjar-Prabowo Berebut Ceruk Pemerintah, Peluang Anies Lebih Besar

Peluang Anies dinilai lebih besar karena ceruk pemerintah direbut Ganjar-Prabowo.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Elektabilitas Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Peluang Anies dinilai lebih besar karena ceruk pemerintah direbut Ganjar-Prabowo.
Foto: Republika/Prayogi.
Elektabilitas Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Peluang Anies dinilai lebih besar karena ceruk pemerintah direbut Ganjar-Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai peluang bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan untuk menang lebih besar dibandingkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Hal ini didasarkan Anies sosok capres perubahan yang mewakili kelompok yang tidak puas dengan pemerintah, sedangkan Ganjar dan Prabowo berasal dari koalisi yang pro Pemerintah.

"Anies punya peluang lebih besar dibanding Prabowo dan Ganjar, karena koalisi yang usung Prabowo dan Ganjar berebut ceruk suara yang sama, yakni pro pemerintah, sementara Anies hanya sendirian menampung kelompok yang sejauh ini tidak merasa puas dengan kinerja pemerintah," ujar Dedi dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).

Baca Juga

Hal ini disampaikan Dedi karena naiknya elektabilitas Anies mendekati Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto berdasarkan survei lembaga riset berbasis di Australia, Utting Research. Ganjar Pranowo sebesar 34 persen, disusul Prabowo Subianto dengan 33 persen dan Anies Baswedan 27 persen.

Dedi menilai, temuan tersebut secara umum tidak jauh berbeda dengan situasi saat ini, yakni ketiga capres tidak ada yang dominan untuk memenangi Pilpres 2024. Ini karena tidak ada pemilih yang loyal membuat tidak ada satu bacapres yang sedemikian hebat sehingga paling berpeluang menang, baik Ganjar, Prabowo maupun Anies.

"Ini karena tiga tokoh dominan belum memiliki basis pemilih loyal yang bisa membuat mereka meyakini akan menang," ujar Dedi.

Dia menilai, banyak faktor yang berpengaruh dalam kemenangan capres mulai dinamika propaganda dan situasi politik nasional akan mempengaruhi pilihan pemilih, termasuk cawapres. Menurutnya, cawapres bagi Ganjar dan Prabowo tidak cukup signifikan, tetapi bagi Anies bisa berpengaruh besar.

"Meskipun di titik pertama pilihan mereka punya AHY. Jika tidak AHY, maka Cawapres Anies harus tokoh yang punya daya pengaruh pada pemilih pro pemerintah, jika tidak maka lebih baik tutup mata dan tunjuk AHY," ujarnya.

Selain itu, ada juga faktor Jokowi berpengaruh pada elektabilitas calon karena masih dominannya basis pemilih Jokowi, sehingga membuat hasil survei masih sangat dinamis.

"Survei pada dasarnya hanya mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat sementara, momentum, sehingga kondisi politik dan propaganda sangat berperan, semisal pada saat periode survei Prabowo sedang dalam propaganda yang baik, dipastikan hasil survei juga baik. Begitu pula jika sebaliknya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement