Tak Ditangani Serius, Angka Kemiskinan Makin Membesar

MPR
Wakil Ketua MPR Mahyudin
Rep: Eko Supriyadi Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil ketua MPR Mahyudin menilai, pemerintah mesti serius menanggapi semakin meningkatnya angka kemiskinan serta rupiah yang terus melemah. Sebab jika tidak, persentase angka kemiskinan akan semakin meningkat, dan rupiah akan terus melemah.

Menurut Mahyudin, orang miskin disebabkan karena menguatnya dolar, sehingga industri banyak yang tutup. sehingga, terjadi pengurangan lapangan pekerjaan dan munculnya pengangguran baru.

Di satu sisi, turunnya harga komoditi yang berdampak pada ekonomi, tidak dibarengi dengan turunnya harga barang di lapangan. ''Jadinya, uang masyarakat tambah sedikit, tapi belanja harganya tetap. Akibatnya orang miskin nambah,'' kata Mahyudin kepada Republika, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/9).

Oleh karena itu, Politisi Partai Golkar tersebut menyatakan, pemerintah perlu melaksanakan kebijakan ekonomi yang sudah ditetapkan dan sambil dievaluasi perjalanannya. Namun, ia menilai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Jokowi, tidak mampu menahan penguatan dolar terhadap rupiah.

Padahal, lanjut Mahyudin, di negara lain seperti India dan Malaysia, pelemahan mata uang tidak sesignifikan rupiah terhadap dolar. Berarti, kebijakan itu ada yang tidak efektif, dan harus dievaluasi, untuk kemudian dibicarakan dengan pakar ekonomi, dan mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap pelemahan dolar.

''Kalau tidak, kondisi ini bisa menambah angka kemiskinan dari 860 ribu, menjadi satu juta jiwa. Ini harus segera diantisipasi oleh pemerintah. Mesti kongkrit langkah-langkahnya hingga akhir tahun, sehingga angka kemiskinan turun,'' ujarnya.

Olehkarena itu, sekali lagi ia mengingatkan pemerintah harus benar-benar cermat, apakah kebijakan ekonomi yang diterapkan efektif atau tidak. Kalau tidak efektif, harus segera dievaluasi. Ia bahkan memprediksi rupiah bisa mencapai Rp 15 ribu. ''Tapi mudah -mudahan bisa ditahan jangan sampai melemah terus, daya beli masyarakat bisa tambah turun,'' harapnya.

 
Berita Terpopuler