Heboh Cek Khodam, Seperti Apa Rupa Jin atau Setan? Begini Penjelasan Alquran dan Hadits

Jin mempunyai rupa yang sangat buruk

www.freepik.com
Ilustrasi setan atau jin. Jin mempunyai rupa yang sangat buruk
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berbicara tentang khodam yang saat ini tengah ramai, pentin pula mengetahui seperti apa sebenarnya rupa khodam dari jin yang sebenarnya. Seringkali kita mendapatkan gambaran tentang rupa setan atau jin yang menyeramkan. Benarkah demikian?

Baca Juga

Salah satu karakter yang diberikan Allah SWT kepada setan atau jin adalah kemampuannya menjelma menjadi bentuk apapun dari manusia hingga hewan dan tumbuhan. Tetapi, pada dasarnya rupa setan sendiri itu memang benar buruk menyeramkan.

Dalam kitab Alam al-Jin wa as-Syayathin, Syekh Umar Sulaiman al-Asyqar menjelaskan gambaran buruknya rupa setan ini memang sudah mengental dalam alam bawah sadar manusia, dan begitulah memang rupa setan. Menyeramkan.

Allah SWT menyerupakan buah pohon Zaqqum dengan kepala setan. Pohon zaqqum adalah pohon yang paling buruk dan sangat pahit rasanya, tempat asalnya adalah Tihamah.

Allah SWT menumbuhkan pohon itu di dalam neraka Jahim. Permisalan ini tak lain karena memang buruknya rupa setan. Dalam surat as-Saffat ayat 64-65, Allah SWT berfirman:

إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ

“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala setan-setan.”

Syekh Umar menambahkan pula, dalam banyak riwayat Rasulullah SAW menyebutkan bahwa setan mempunyai dua tanduk. Ini sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَحَرَّوْا بِصَلاَتِكُمْ طُلُوعَ الشَّمْسِ وَلاَ غُرُوبَهَا فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بِقَرْنَىْ شَيْطَانٍ

“Janganlah mengerjakan shalat kalian ketika matahari terbit dan matahari tenggelam karena ketika itu terbit dua tanduk setan.”

Sementara itu, Syekh Badruddin bin Abdullah as-Syibly dalam kitabnya berjudul ‘Ajaib wa Gharaib al-Jin, mengungkapkan fakta-fakta terkait bangsa Jin. Berikut ini tiga di antara fakta yang dibeberkan Syekh Badruddin:

Pertama, kapankah jin diciptakan?...

Pertama, kapankah jin diciptakan?

Syekh Badruddin mengutip pendapat tokoh salaf. Di antaranya Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia mengatakan Allah menciptakan jin 2000 tahun sebelum menciptakan Adam dan keturunannya. Jin didaulat tinggal dan mengurus bumi. Sedangkan para malaikat, menghuni langit dengan kualitas iman dan amal saleh yang jauh di atas bangsa Jin.

Kedua, dari bahan apakah jin tercipta?

Jika manusia tercipta dari sari pati tanah, bangsa jin tercipta dari api neraka. Menurut Qadi Abd al-Jabbar, argumentasi atas fakta ini sangat tekstual. Ini merujuk antara lain surah al-Hijr ayat ke-27 dan surah ar-Rahman ayat ke-15.

Karena itulah, fisik jin sangat halus dan bahkan transparan tidak kasat mata. Mereka melihat manusia, tetapi manusia tak dapat mengindera mereka secara umum

Ketiga, jin mampu berubah wujud

Jin mempunyai kemampuan menjelma dan berubah wujud dalam bentuk makhluk nyata, seperti binatang, atau bahkan manusia.

Ini seperti yang pernah terjadi ketika jin dengan jenis setan menjelma menjadi Suraqah bin Malik bin Ja’syam lalu mendatangi kafir Quraisy, ketika mereka tengah bermusyawarah untuk terjun dalam Perang Badar. Peristiwa tersebut terekam dalam Alquran surat al-Anfal ayat ke-48.

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ ۖ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ ۚ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”

 

Keempat, aktivitas jin hampir sama dengan manusia

Aktivitas jin, pada dasarnya serupa dengan manusia. Mereka makan, minum, tidur, dan beranak-pinak. Kendati para ulama tidak satu pendapat, ihwal apa jenis makanan mereka. Ada yang mengatakan di antara makanan jin adalah segala hal yang tidak disembelih dengan asma Allah.

Ada pula yang mengatakan menu favorit jin adalah tulang belulang. Berbeda dengan manusia, dan tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW, bangsa jin makan dan minum menggunakan tangan kiri. Sementara kita, umat Islam diajarkan menggunakan tangan kanan untuk kedua aktivitas tersebut.

Kesamaan tersebut bukan hanya soal kebutuhan biologis sehari-hari, melainkan soal aspek ritual, pada dasarnya bangsa jin juga mendapat perintah yang sama yaitu beribadah kepada Allah SWT, seperti manusia. Mereka juga mendapat perintah dan larangan.

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ ۖ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا

“Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan. (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami.”(QS al-Jin [72]: 1-2).

Kelima, jin takut pada manusia

Imam Mujahid bin Jabir pernah berpesan ketika seseorang melihat bangsa jin (setan, memedi, makhluk halus, dan lain-lain), janganlah lari tunggang langgang yang membuat diri sendiri trauma. “Tetapi hadapilah dia akan pergi sendiri,” pesannya.

Keenam, tempat berdomisili

Menurut Syekh Abdul Mun'im Ibrahim dalam Ma Qabla Khalqi Adam, para jin ini adalah penghuni dunia yang hidup di tempat-tempat sepi dari manusia dan di padang pasir. Dan di antara para jin itu, ada yang hidup di pulau-pulau di tengah laut, di tempat sampah, di tempat rusak, dan di antara mereka ada yang hidup bersama manusia

Ketujuh, kemampuan di atas manusia

jin memiliki kemampuan yang tidak dimiliki manusia seperti terbang, naik ke langit, mendengar apa yang tidak bisa didengar oleh manusia, dan mereka juga melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh manusia

Kedelapan, jin kafir dan Muslim

Para Jin ini terbagi dua, yakni jin kafir dan jin yang Islam (mukmin). Jin yang beriman akan ditempatkan di surga, dan jin kafir akan ditempatkan di neraka.

Sementara itu, Rasulullah SAW menggambarkan, para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah. Lihat hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Maqasid asy-Syaithan, dalam Hawatif, riwayat al-Hakim, dan lainnya.

 

Infografis Apakah Amal Perbuatan Jin Dihitung Saat Kiamat? - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler