Sakaratul Maut, 5 Fakta tentang Gerbang Kematian Itu dalam Alquran

Setiap manusia akan menghadapi sakaratul maut

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi ziarah kubur. Setiap manusia akan menghadapi sakaratul maut
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kematian tidak senyaman tidur. Ada faktor-faktor yang dapat berdampak terhadap yang mengalaminya. Di samping itu, kematian adalah pemisahan nafs dengan badan secara sempurna, sedang tidur adalah pemisahan sementara lagi tidak sempurna.

Baca Juga

Tidak mustahil pemisahan sempurna mengakibatkan sesuatu yang tidak nyaman. Inilah yang diistilahkan oleh Alquran dan sunnah dengan sakaratul-maut. Berikut ini sejumlah fakta terkait dengan sakaratul maut:

Pertama, dikutip dari buku Tafsir Ilmi: Kiamat Dalam Perspektif Alquran dan Sains, dijelaskan bahwa sakarat terambil dari kata sakara, yang dari segi bahasa pada mulanya berarti menutup. Seorang yang mabuk ditunjuk dengan kata sakran, karena akalnya tertutup, tidak dapat menyadari ucapan dan tingkah lakunya.

Kedua, maka dari sini, sakaratul-maut dipahami para ulama dalam arti kesulitan dan perih yang dialami seseorang beberapa saat sebelum rohnya meninggalkan badan.

Ketiga, sakaratul-maut disebutkan dalam Alquran sebagai berikut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ

“(Seketika itu) datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak engkau hindari.” (QS Qaf Ayat 19). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ

“Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu (berada) dalam kesakitan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sembari berkata), “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS Al-An‘am Ayat 93)

Menurut M Quraish Shihab, Aaat 19 Surat Qaf tersebut dipahami para pakar tafsir dalam arti, datanglah pada saat roh akan dicabut, sakaratul maut, yakni kesulitan yang menjadikan siapa yang akan tercabut nyawanya dalam situasi yang sangat sulit dan menyakitkan. Kedatangannya haq yakni pasti, tidak dapat dihindari oleh siapapun atau kedatangannya pasti tidak berubah, sehingga ia tidak akan berhenti, kecuali dengan kematian.

Dalam Tafsir Kementerian Agama dikatakan bahwa Allah SWT dalam ayat 19 Surat Qaf di atas menolak keingkaran orang-orang kafir dengan keterangan, bahwa mereka akan meyakini kebenaran firman Allah SWT itu, ketika mereka menghadapi sakaratul maut dan hari Kiamat.

Bila telah datang sakaratul maut, terbukalah kenyataan yang sebenarnya dan timbulah keyakinan akan datangnya hari kebangkitan. sakaratul maut benar-benar membuka tabir, yang selalu mereka hindari. Sekarang bagi mereka tidak ada tempat berlindung atau pelarian lagi.

Keempat, sedangkan pada ayat 93 surat al-Anam, Ibnu Kasir mengatakan bahwa firman Allah SWT:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

“Jika kamu melihat tatkala orang-orang zalim itu berada dalam kedahsyatan maut, yakni tengah sakaratul maut dan bencananya, sedang para malaikat membentangkan tangan-tangannya, keluarkanlah nyawa-nyawa kalian, yakni, para malaikat memukul mereka hingga nyawa mereka keluar dari jasadnya. Hal itu karena apabila orang kafir sekarat, maka para malaikat menyambutnya dengan azab, bencana, belenggu, neraka jahim, air yang bergolak, dan kemurkaan yang dahsyat serta hebat, lalu nyawa si kafir itu membandel, berpindah-pindah dalam tubuh si kafir dan menolak untuk keluar. Lalu para malaikat pun memukul mereka hingga nyawa kaum kafir keluar dari tubuhnya.”

 

Kelima, selanjutnya, berkenaan dengan orang mukmin ketika hendak dicabut nyawanya, diriwayatkan oleh Ibnu al-Mubarak dari Haiwa dari Abū Sakhar dari Muhammad bin Kaab al-Qardī bahwa ia berkata, “Ketika nyawa seorang mukmin sudah akan keluar, Malaikat Maut datang dan berkata, “Assalamualaika, wahai orang yang dikasihi Allah SWT. Allah berkirim salam kepadamu.” Kemudian ia mencabutnya dengan membaca ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِيْنَ تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ طَيِّبِيْنَ ۙيَقُوْلُوْنَ سَلٰمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik. Mereka (para malaikat) mengatakan, “Salamun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu). Masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan.” (QS an-Nahl Ayat 32)

Ibnu Masūd berkata, “Ketika Malaikat Maut datang untuk mencabut nyawa seorang mukmin, ia terlebih dahulu berkata, 'Tuhanmu berkirim salam padamu'.” Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهٗ سَلٰمٌ ۚوَاَعَدَّ لَهُمْ اَجْرًا كَرِيْمًا

“Ucapan penghormatan (Allah kepada) mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari ketika mereka menemui-Nya ialah, “Salam,” dan Dia siapkan untuk mereka pahala yang mulia.” (QS Al-Ahzāb ayat 44) 

 

 
Berita Terpopuler