Pengamat: Jika Ridwan Kamil ke Jakarta, Golkar Bisa Merugi

Golkar belum memutuskan apakah Ridwan Kamil akan maju di Jabar atau DKI.

Republika/M Fauzi Ridwan
Eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberikan keterangan resmi kepada wartawan, Senin (29/1/2024) usai diperiksa Bawaslu Jabar terkait dugaan pelanggaran kampanye di Tasikmalaya.
Rep: Fauzi Ridwan Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamat politik Universitas Padjajaran Firman Manan memberikan tanggapan terkait DPP Partai Golkar yang belum memutuskan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada DKI Jakarta atau di Jabar.  Ia menilai Golkar belum memutuskan karena tidak bisa maju sendiri dan harus membuat koalisi di Jawa Barat maupun di Jakarta.

"Kalau Golkar belum memutuskan ini soal Golkar belum bisa maju sendiri harus membangun koalisi di Jabar atau Jakarta," ujar dia saat dihubungi, Jumat (28/6/2024).

Ia tak menampik muncul wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan bersatu di Pilkada Jakarta dan Jabar. Menurut Firman, Golkar telah melakukan koalisi bersama KIM di Sumatra Utara dan Jawa Timur.

Baca Juga

Namun, Firman mengatakan ada permasalahan yang muncul KIM di Jawa Barat, jika mendorong Ridwan Kamil maju di Jakarta. "Saya membayangkan kelihatannya Gerindra mencoba untuk membuka peluang gubernur di Jabar, RK didorong ke DKI," ucap dia.

Meski begitu, ia melihat internal Partai Golkar menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jawa Barat. Sebab apabila tidak maju di Jabar maka hanya akan merugikan partai. "Problemnya tidak maju di Jabar kerugian bagi Golkar, Golkar provinsi pemilih terbanyak," kata dia.

 

Ia mengatakan peluang kemenangan Ridwan Kamil di Jawa Barat lebih potensial. Sebab Ridwan Kamil merupakan petahana dan juga tingkat elektabilitas dan kepuasan publik tinggi.

"Ini juga bicara peluang, bicara kemenangan tentu saja lebih potensial di Jabar karena Kang Emil maju kedua kali, tingkat elektabilitas dan kepuasan publik tinggi," kata dia.

Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, partainya ingin memastikan kemenangan apabila mengusung Ridwan Kamil dalam Pilgub DKI Jakarta. Karena itu, pihaknya masih melakukan pembahasan terkait nama yang akan benar-benar diusung dalam Pilgub DKI Jakarta. 

"Terkait dengan kasus DKI Jakarta misalkan, ya memang sampai pada hari ini seperti juga saya sampaikan ke depan, saya konfirmasi juga dengan ketua umum, bahwa finalisasi penentuan dan jadinya pada bulan Juli, setelah hasil survei dilakukan," kata dia dia Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Menurut Idrus, Partai Golkar akan terus melakukan survei untuk menentukan nama yang akan diusung. Survai yang dilakukan itu tidak hanya secara general, tetapi secara detail untuk melakukan pemetaan.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil survei yang sudah dilakukan, Anies Baswedan masih paling berpeluang menang apabila mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sementara nomor dua ditempati oleh Ridwan Kamil. 

Namun, hasil survei itu masih bisa berubah. Apalagi ketika nantinya ada nama lain yang masuk, seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Karena itu, ia meyakini kondisi politik hari ini masih sangat dinamis.

"Juli yang akan datang Partai Golkar sudah menentukan sikapnya apakah RK ya tetap di Jawa Barat atau di sini (Jakarta)," kata dia.

 

 

 
Berita Terpopuler