Film Trigger Warning Picu Kontroversi, Dituduh Rasis dan Islamofobia

Film Trigger Warning dibintangi Jessica Alba dan disutradarai Mouly Surya.

Dok. Netflix
Salah satu adegan di film Trigger Warning yang diperankan aktris Jessica Alba. Film karya sutradara Mouly Surya mendapat kritikan karena diduga mengandung unsur rasisme dan Islamofobia.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Jessica Alba membintangi film aksi berjudul Trigger Warning yang tayang di layanan streaming Netflix. Film yang dirilis pada pekan lalu ini menghadapi seruan boikot karena diduga mengandung unsur rasisme dan Islamofobia.

Baca Juga

Film ini menempati posisi pertama dalam kategori Top Movies di Amerika Serikat (AS). Di situs ulasan film Rotten Tomatoes, per Kamis (27/6/2024), film Trigger Warning mendapat skor 23 persen (Tomatometer) dan 13 persen (Audience Score). Sementara di IMDb, film ini mendapat skor 4,6/10. 

Adegan pembuka di film karya sutradara Indonesia Mouly Surya ini mendapat kritikan. Beberapa penonton menuduh para pembuat film memperkuat kiasan anti-Arab dan anti-Muslim serta menormalkan pembunuhan terhadap orang Arab.

Dalam beberapa menit pertama film, para pria bersorban terlihat melepaskan tembakan ke arah truk bantuan dengan tulisan American Relief Organization yang sedang melaju di gurun Suriah. "Mereka tahu kita bukan relawan,” demikian dialog dari pengendara truk di film itu.

Ketika para pria bersorban menembaki truk bantuan, para penembak dengan pakaian tempur tampak berbaris dan membidik "teroris" (demikian sebutan mereka dalam teks film) menewaskan beberapa orang dan membuat yang lain waspada. Setelah karakter Amerika mengalahkan karakter Arab, seorang tentara mulai menembaki para sandera yang diikat, membuat karakter Alba marah dan mendesaknya untuk tidak "membunuh aset".

Selanjutnya...

Gambaran di film tersebut memantik kontroversi di jagat maya. "Setelah semua pengeboman, pembunuhan, dan teror yang dilakukan AS di Timur Tengah, Anda masih memiliki keberanian untuk menampilkan orang Arab sebagai teroris?! Sikap rasis Anda sangat memalukan," tulis salah satu pengguna di X.

"Islamofobia dan Orientalisme telah begitu menyatu dalam produksi media dan Hollywood, yang merupakan oksigen yang mengisi peluru-peluru dalam senjata dan bom yang akan dijatuhkan dalam kehidupan nyata pada orang-orang Arab dan Muslim yang tidak bersalah di seluruh dunia," kata akademisi Hatem Bazian, dilansir laman Middle East Eye, Kamis (27/6/2024).

"Kita hidup dalam imajinasi sosial Islamofobia yang menjadikan film-film rasis seperti ini sebagai standar bagaimana orang Palestina, Arab, dan Muslim direpresentasikan,” kata pengguna X lainnya.

Beberapa pengguna juga membandingkan adegan pembuka dengan apa yang dikenal sebagai pembantaian Nuseirat-serangan Israel ke kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada awal Juni dalam operasi penyelamatan untuk membebaskan empat tawanan Israel. Lebih dari 270 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 600 lainnya terluka oleh pasukan Israel dalam serangan tersebut, di mana setidaknya 250 serangan udara menghujani kamp pengungsi tersebut selama tiga jam.

Pada saat itu, Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza, mengatakan bahwa pasukan Israel dengan liciknya bersembunyi di dalam truk bantuan untuk melakukan serangan tersebut. "Ini adalah kamuflase kemanusiaan pada tingkat yang berbeda," kata dia.

Selanjutnya...

 

Ada pula warganet juga menyerukan boikot film tersebut. Beberapa pengguna membandingkan adegan dalam film tersebut dengan video baru-baru ini dari Gaza yang merekam sebuah helikopter yang mengangkut tentara Israel dan menyelamatkan para sandera di dekat dermaga yang dibangun oleh AS yang dimaksudkan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina. Video tersebut telah mengundang kemarahan dan kekhawatiran yang meluas atas potensi penggunaannya dalam serangan mematikan tersebut. AS membantah tuduhan ini.

"Berbicara tentang dermaga, Netflix baru saja merilis sebuah film di mana pasukan komando Amerika menyamar sebagai relawan untuk melakukan sebuah operasi. Waktu yang tepat untuk boikot menurut saya," tulis pengguna X lainnya.

Menyusul serangan Israel ke Nuseirat, Program Pangan Dunia (WFP) PBB menghentikan sementara operasi pengiriman bantuannya melalui dermaga yang dibangun oleh AS di Gaza karena masalah keamanan. Beberapa pengguna media sosial juga mengatakan sorban yang dikenakan dalam film tersebut memiliki kemiripan dengan keffiyeh, hiasan kepala tradisional yang dikenakan oleh pria Arab, khususnya di padang pasir.

Sorban ini semakin populer sejak tahun lalu, dan baru-baru ini digunakan sebagai bentuk solidaritas dan untuk menunjukkan dukungan kepada warga Palestina di tengah perang Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.650 orang. Ribuan lainnya hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan. Hingga berita ini ditulis Netflix belum memberikan tanggapan resmi mengenai film Trigger Warning tersebut.

Meski begitu, ada warganet yang "membela" film ini. "Pada protes filmnya rasis ke Arab, apa kabar orang Rusia yang di-framing jadi penjahat mulu di di kebanyakan film buatan Hollywood noh?", kata akun @elbew***.

 
Berita Terpopuler