Operasi Rahasia Israel, Jutaan Dolar Digelontorkan untuk Pengaruhi Amerika Serikat

Dana jutaan dolar AS telah digelontorkan Israel untuk memuluskan operasi tersebut.

KENA BETANCUR/AFP
Orang-orang berdemonstrasi menyerukan gencatan senjata di tengah perang antara Israel dan Hamas, di Stasiun Grand Central di New York City pada 27 Oktober 2023.
Rep: Teguh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK  -- Israel diam-diam menggelar operasi rahasia untuk mempengaruhi wacana di Amerika Serikat tentang perang Gaza. Berdasarkan laporan eksklusif dari the Guardian, pada November 2023 atau hanya beberapa minggu setelah perang di Gaza, Amichai Chikli, seorang menteri Likud berusia 42 tahun, dipanggil ke Knesset, parlemen Israel.

Baca Juga

Dia diminta untuk memberi pengarahan kepada anggota parlemen tentang apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi meningkatnya antiprotes perang dari kaum muda di seluruh Amerika Serikat, terutama di universitas-universitas elit.

“Saya sudah mengatakannya sebelumnya, dan saya akan mengatakannya lagi sekarang, bahwa menurut saya kita harus, terutama di Amerika Serikat, bersikap ofensif,” ujar Chikli.

Chikli sejak itu memimpin upaya yang ditargetkan untuk melawan kritik terhadap Israel. The Guardian telah mengungkap bukti yang menunjukkan bagaimana Israel meluncurkan kembali langkah kontroversial tersebut sebagai bagian dari kampanye hubungan masyarakat lebih luas.

Mereka menargetkan kampus-kampus di AS dan mendefinisikan kembali antisemitisme dalam hukum AS.

Chikli meyakinkan para anggota parlemen bahwa ada dana baru dalam anggaran untuk kampanye penolakan. Anggaran itu terpisah dari biaya konten iklan berbayar yang diproduksi oleh pemerintah.

"Ini mencakup 80 program yang sudah berjalan untuk upaya advokasi yang dilakukan secara bersama-sama, katanya.

Pernyataan ini mengacu pada peluncuran kembali program kontroversial otoritas Israel yang awalnya dikenal sebagai Kela Shlomo. Progam ini dirancang untuk melaksanakan apa yang disebut Israel sebagai “kegiatan kesadaran massal”.

Sebagian besar kegiatan menargetkan Amerika Serikat dan Eropa yang sekarang dikenal sebagai Voices of Israel.

Inkarnasi terbaru program tersebut adalah bagian dari operasi garis keras terselubung yang dilakukan Israel untuk membalas protes mahasiswa, organisasi hak asasi manusia, dan suara perbedaan pendapat lainnya.

Aktivitas terbaru Voices dilakukan melalui organisasi nirlaba dan entitas lain yang seringkali tidak mengungkapkan informasi donor.

Dari bulan Oktober hingga Mei, Chikli telah mengawasi penggunaan anggaran setidaknya 32 juta shekel, atau sekitar 8,6 juta dolar AS, yang dihabiskan untuk advokasi Israe guna mengubah perdebatan publik.

Salah satu kelompok advokasi Amerika yang berkoordinasi erat dengan kementerian Chikli yakni Institut Studi Antisemitisme dan Kebijakan Global, atau ISGAP.

"Semua dengar pendapat ini adalah hasil dari laporan kami bahwa semua universitas ini, mulai dari Harvard, mengambil banyak uang dari Qatar,” sesumbar Natan Sharansky, mantan anggota Knesset Israel (MK)

Seperti diketahui demonstrasi penolakan terhadap serangan militer Israel ke Jalur Gaza meluasi, tidak hanya di Timur Tengah, tapi juga negara-negara Barat, termasuk Amerika.

Para demonstran yang merupakan mahasiswi terdiri mengecam Tindakan brutal Israel. Tak sedikit para aktivis muda itu yang ditangkap polisi Amerika Serikat.

Wali Kota New York Eric Adams pada Rabu, (1/5/2024), mengatakan Departemen Kepolisian New York (NYPD) menangkap 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia dan City College of New York di tengah gelombang aksi protes di Amerika Serikat (AS).

“Sekitar 300 orang ditangkap di (Universitas) Columbia dan City College, kami mendesak dilakukannya penangkapan itu untuk membedakan mahasiswa dengan mereka yang tidak boleh berada di sana,” kata Adams dalam konferensi pers. Dia menjelaskan, aksi protes tersebut dipicu oleh sejumlah aktor eksternal, dan bukan mahasiswa, untuk menciptakan kekacauan.

Pada Selasa, (30/4/2024), seorang koresponden Sputnik melaporkan, petugas NYPD, yang mengenakan helm dan membawa pentungan dan borgol plastik, memasang barikade besi beberapa blok dari Universitas Columbia. Para mahasiswa yang menentang operasi militer Israel di Jalur Gaza telah membarikade diri mereka sendiri dan menghalangi orang-orang menghubungi teman-teman mereka di kampus.

 
Berita Terpopuler